Berita / Lingkungan /
Sertifikat RSPO Anak Perusahaan Samsung Ini Dipertanyakan. Ini Penyebabnya
Rengat, elaeis.co - Siapapun yang mendengar sertifikat yang dikantongi perusahaan ini, pasti akan berdecak kagum.
Soalnya bukan cuma sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang dia punya, tapi juga sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Praktis, urusan sawit berkelanjutan, perusahaan ini tak perlu diragukan lagi.
Tapi, setelah Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Indragiri Hulu (Inhu) menemukan fakta ini, keberadaan dua sertifikat itu menjadi pertanyaan.
"Kami menemukan perusahaan menampung Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari kebun non sertifikasi, baik RSPO maupun ISPO. Datanya ada, berupa surat pengantar TBS dari luar HGU ke pabrik milik perusahaan," cerita Wakil Ketua JPKP Inhu, Luhut Hutabarat kepada elaeis.co tadi siang.
Baca juga: Kawasan Resapan Air PT. Inecda Dipertanyakan, Masalahnya Merembet ke HGU
Luhut menduga, TBS dari luar kebun 'sepupu' PT. Gandahera Hendana --- sama-sama bernaung di bawah bendera Samsung Group --- ini dicampur dengan TBS hasil kebun perusahaan.
Kalau TBS dari kebun bersertifikat dioplos dengan TBS non sertifikat kata Luhut, itu sama saja, Inecda telah mengelabui pihak RSPO demi mendapatkan keuntungan. Maklum, konon minyak sawit bersertifikat RSPO itu dibeli dengan harga premium di luar negeri.
Atas temuan itu kata Luhut, dalam waktu dekat pihaknya akan menyurati sekretariat ISPO maupun RSPO. "Kami akan meminta supaya dua lembaga itu meninjau ulang sertifikat yang diberikan kepada Inecda, bila perlu sertifikat itu dicabut saja," tegasnya.
Saat dikonfirmasi elaeis.co, Humas Inecda, Joko Dwiyono, mengaku tidak paham soal standarisasi RSPO dan ISPO TBS kelapa sawit saat diolah pabrik.
"Kalau kebijakan mengelola sawit menjadi minyak, bukan wewenang saya, itu kewenangan bagian legal. Hubungi saja bidang legal formal, Mukhlisin," pintanya.
Sayang, berkali-kali dihubungi, Mukhlis tidak merespon. Begitu juga pesan WhatsApp, hingga berita ini diturunkan, belum juga berbalas.
Komentar Via Facebook :