Berita / Serba-Serbi /
Setelah Perangkap Dibongkar, Harimau Muncul Lagi di Perkebunan
Jakarta, elaeis.co - Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) kembali menampakkan diri di kawasan perkebunan kelapa sawit di Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat. BBKSDA Sumatera Utara (Sumut) menurunkan sejumlah personil melakukan mitigasi untuk meredakan keresahan masyarakat.
Esra Barus SHut, personil polhut BBKSDA Sumut, mengatakan, laporan penampakan si raja hutan diperoleh dari manajemen perkebunan PT Prima pada 29 Juli 2022. Laporan ini kemudian direspon Seksi Konservasi Wilayah II Stabat dengan menurunkan tim.
“Di lokasi konflik tim menemukan sisa bangkai anak lembu yang telah dimangsa. Juga ada temuan jejak. Beberapa saksi juga menyampaikan adanya perjumpaan dengan harimau di sekitar lokasi,” katanya dalam pernyataan resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kemarin.
Namun saat tim melakukan patroli, tidak ditemukan keberadaan satwa liar tersebut. Sebagai langkah penanganan awal, tim lalu membagikan petasan yang dapat digunakan masyarakat untuk menghalau atau mengusir jika harimau tersebut kembali menampakkan diri. “Masyarakat diingatkan agar melakukan aktivitas secara berkelompok,” katanya.
“Di areal kerja PT Prima sudah pernah dipasang kandang jebak selama hampir 2 bulan, namun karena harimau tidak masuk ke dalam kandang, maka kandang jebak kemudian dibongkar,” tambahnya.
Pada Minggu 2 Agustus 2022, BBKSDA Sumut kembali menerima laporan dari karyawan perkebunan PT Raya Padang Langkat (Rapala) tentang perjumpaan harimau di areal perkebunan tersebut di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat. Lokasi perjumpaan dengan harimau berjarak sekitar 700 meter dari kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Tim dari Seksi Konservasi Wilayah II Stabat langsung mendatangi lokasi konflik.
“Manajer PT Rapala menyebutkan bahwa karyawan bernama Ayub melihat langsung keberadaan harimau saat menderes karet dengan jarak sekitar 1 meter. Karena terkejut dan ketakutan, Ayub kemudian lari dan jatuh dari tebing dengan ketinggian sekitar 4 meter. Akibatnya kaki Ayub terkilir, sampai saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit Pertamina Pangkalan Brandan,” ungkapnya.
Tim didampingi security PT Rapala melakukan patroli untuk mencari keberadaan harimau dan menemukan jejak baru. Hasil identifikasi sementara, harimau berjumlah satu individu. Tim mengikuti arah jejak baru untuk menentukan lokasi pengusiran. Tim juga menyalakan petasan dan jeduman sebagai upaya pengusiran.
Selain itu, petugas Seksi Konservasi Wilayah II Stabat juga memberikan penyuluhan tentang penanganan konflik satwa dengan satwa liar. Selama ini PT Rapala mengalami 3 jenis konflik, yaitu dengan harimau, gajah dan orang utan. Untuk menangani konflik, PT Rapala hanya menggunakan obor kecil. Oleh karena itu tim pun kemudian mengajari teknik pembuatan jeduman dengan menggunakan pipa paralon dan spritus. Kepada warga tetap diingatkan untuk selalu waspada.
Komentar Via Facebook :