https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Shock Dengar Harga TBS Bakal Anjlok, Petani: Baru Kemarin Nikmatnya Rp3 Ribu

Shock Dengar Harga TBS Bakal Anjlok, Petani: Baru Kemarin Nikmatnya Rp3 Ribu

Ilustrasi-elaeis


Siak, elaeis.co - Petani di Kabupaten Siak, Riau terkejut mendengar harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit akan anjlok. Dari sebelumnya Rp3 ribuan per kilogram di tingkat petani, diperkirakan bakal menjadi Rp 2 ribuan per kilonya.

Harga Rp3 ribu ini pun baru bisa dinikmati petani sekitar Desember 2021. Sebelumnya hanya diangka Rp2.900-an per kilogramnya kendati Dinas Perkebunan Riau menetapkan harga sawit di atas Rp3.100 per kilogram.

"Baru awak rasakan harga Rp3 ribu/kg. Ini kabarnya udah turun pula. Hanya bentar petani bahagia," kata Roni Edward Depari saat berbincang dengan elaeis.co, Minggu (30/1).

Roni pun sempat kayak tidak percaya harga sawit bakal turun. Sebab pada Jumat (29/1) kemarin harga sawitnya dibeli tengkulak masih Rp3 ribu per kilogramnya.

"Dua hari lalu, masih Rp3 ribu/kg. Apa iya harga sawit turun? Kalau iya, kacau ni," cetusnya.

Jika betul harga sawit turun, kata Roni, penderitaan petani makin bertambah. Di tengah anjloknya produksi sawit (trek buah) dan mahalnya pupuk, kini ditambah lagi harga sawit juga turun. 

"Lazimnya musim trek harga sawit naik. Ini malah turun pula. Ditambah pupuk mahal, lengkap penderitaan petani," kata dia.

Roni menambahkan, mestinya yang diturunkan pemerintah harga pupuk, bukan sawit. Kini, harga pupuk NPK nonsubsidi di Kabupaten Siak berkisar Rp580 ribu per sak (berat 50 kg). Sebelumnya berkisar Rp280-300an ribu per sak.

"Gara-gara harga naik, sekarang awak pakai pupuk NPK jenis Phonska. Harga lebih murah, per sak berat 50 kg, Rp215 ribu. Kalau pakai yang non subsidi, sampai Rp600 ribu per sak-nya. Jika kebun seluas 2 hektare, bisa menghabiskan duit sekitar Rp6 juta untuk pupuk saja. Tambah harga sawit turun dan buah trek pula ya kan, tekor habis lah, gulung tikar petani," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :