Berita / Sumatera /
Siasati Kelangkaan, Petani Sawit Diajak Pakai Pupuk Organik
Jakarta, Elaeis.co - Stok pupuk bersubsidi terbatas, petani kelapa sawit di Pasaman Barat, Sumatera Barat, diminta menggunakan pupuk organik.
“Ketersediaan pupuk bersubsidi sangat terbatas, sedangkan pupuk non subsidi mahal. Oleh karena itu, saya sarankan agar menggunakan pupuk organik,” kata Kepala Dinas Perkebunan Pasaman Barat Edrizal, seperti dikutip Bisnis.com, kemarin.
Menurutnya, penggunaan pupuk organik adalah solusi bagi petani sawit saat pupuk kimia langka dan mahal. “Apalagi bahan untuk membuat pupuk organik cukup melimpah, mulai dari kotoran ternak sampai pelapukan tanaman. Kami siap memberikan pendampingan untuk bekerja sama membuat pupuk organik,” tukasnya.
Dia menyebutkan, keterbatasan pupuk subsidi bukan hanya terjadi di Pasaman Barat, tapi sudah menjadi masalah secara nasional. Secara nasional, katanya, kebutuhan pupuk bersubsidi mencapai 23 juta ton per tahun namun baru terpenuhi sekitar 9 juta ton per tahun. “Kuota terbatas, sementara kebutuhan tinggi. Kami sudah mengajukan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) mengenai kebutuhan petani. Namun, realisasinya sangat jauh dari cukup,” katanya.
Dia mengungkapkan, RDKK pupuk jenis urea sebanyak 47.150 ton per tahun, sementara realisasi hanya 2.560 ton/tahun. Pupuk jenis SP36 dengan RDKK 12.850 ton/tahun alokasinya hanya 2.880 ton per tahun, pupuk ZA dengan RDKK 38.200 ton per tahun alokasinya hanya 1.851 ton per tahun, dan pupuk NPK RDKK 98.300 ton per tahun alokasinya hanya 1.812 ton per tahun.
“Jumlah kebutuhan tinggi, sementara kuota rendah, akibatnya pupuk subsidi terbatas dan langka,” katanya.
Komentar Via Facebook :