Bengkulu, elaeis.co - Rombongan DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah sempat terkejut saat inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik kelapa sawit PT Agra Sawitindo di Desa Ujung Karang, Kecamatan Karang Tinggi, kemarin.

Pasalnya, puluhan orang yang bekerja di pabrik itu tidak menggunakan alat pelindung seperti helm, rompi, masker, dan sepatu saat beraktivitas.

Tujuan awal wakil rakyat ini ke sana sebetulnya untuk memastikan dugaan pencemaran udara yang sangat dikeluhkan masyarakat. Namun, melihat aktivitas pekerja pabrik, membikin sejumlah anggota DPRD yang ke sana geleng-geleng kepala.

"Kami melihat langsung karyawan tak menggunakan alat pelindung saat bekerja. Bahkan ada yang tak pakai baju," kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah, Peri Haryadi, Jumat (6/10).

Peri mengatakan, kondisi itu potensi menyebabkan gangguan kesehatan bagi pekerja jika tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana (Sapras) yang memadai.

"Padahal, disamping pekerja yang tak pakai baju itu, ada mesin yang beroperasi tidak henti sehingga berpotensi mengganggu kesehatan para pekerja," ujarnya.

Untuk itu Peri meminta agar manajemen perusahaan mematuhi SOP pekerja di pabrik sawit. Sebab itu merupakan kewajiban dan tanggung jawab bagi setiap perusahaan.

"Hal itu sudah kewajiban. Harus dilaksanakan," tegasnya.

Namun pernyataan Peri itu dibantah Manager Pabrik PT Agra Sawitindo, Soni Aprizal. Dia menyebut bawah perusahaan telah menyediakan alat keselamatan yang sesuai dengan standar operasional dan prosedur (SOP). Para pekerja juga diwajibkan untuk menggunakan alat-alat tersebut.

"Arahan dari Disnakertrans Kabupaten Benteng juga seperti itu. Sosialisasi penggunaan alat pelindung juga sudah dilakukan dan tinggal penegasan saja kepada para pekerja," pungkasnya.