Berita / Komoditi /
Skor Draw Sawit Vs Pupuk, Petani Sedih
Pekanbaru, Elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) melambung tinggi di Riau. Yakni menyentuh angka Rp3.329/kg. Bahkan rata-rata harga yang meroket ini juga terjadi di seluruh daerah di Indonesia. Namun menurut APKASINDO harga TBS yang moncer tadi tidak membuat senyum lebar para petani sawit.
Terang Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr. Gulat ME Manurung, MP.,C.APO, menjelaskan menurut perhitungannya dari 22 DPW Propinsi Perwakilan Apkasindo setiap kenaikan Rp100 harga sawit, harga pupuk menyusul naik Rp.150/kg dan saat ini kenaikan harga pupuk justru sudah hampir mendekati 150%.
"Ini sudah seperti pertandingan sepak bola Barcelona vs Real Madrid, berlomba saling mendahului. Perbedaannya Barcelona vs Real Madrid dengan petani sawit yaitu, harga TBS vs pupuk lebih cenderung draw. Ya kami gak merasakan naiknya harga TBS tersebut, semua jadi sia-sia," katanya kepada Elaeis.co, Selasa (02/11)
Dari pandangannya, fenomena ini sangat luar biasa keterlaluan. Untuk itu ia menyarankan agar pemerintah turun tangan dan memberikan kartu merah terhadap produsen pupuk tersebut.
"Hampir setiap jam saya menerima keluhan harga pupuk di 145 DPD APKASINDO Kab Kota seluruh Indonesia. Malah pengurus APKASINDO di 22 provinsi sudah kelabakan menjawab pertanyaan dan protes petani. Belum lagi kenaikan harga herbisida dan pestisida yang secara umum naik 100%," bebernya.
"Ya memang kami saja petani sawit yang relatif kebal dengan fluktuasi harga saprodi. Sekarang ini sudah babak belur dengan kanaikan harga saprodi, terkhusus pupuk dan pestisida," imbuhnya.
Menurut Gulat, sawit itu tidak terlepas dari pupuk. Terlebih dengan bibit jenis DXP (hibrid) yang wajib dipupuk jika ingin berproduksi optimal.
"Kalau herbisida masih bisalah kami gantikan dengan tenaga dan keringat kami dengan cara membabat (manual) untuk mengendalikan gulma (ilalang, pakis dll). Tapi kalau pupuk ya harus dengan pupuk seperti kalium, phospat dan nitrogen," katanya.
Sementara jika dialihkan menggunakan pupuk organik, pupuk organik menurut Gulat lebih bertujuan untuk menyuburkan biologi dan struktur tanah. Namun, untuk produktivitas wajib dengan pupuk. Seperti NPK. Kendati demikian pupuk organik memang diperlukan.
"Pemerintah dan DPR RI terkhusus komisi IV jangan terlampau lama membiarkan hal ini terjadi, sangat urgen dan keterlaluan luar biasa," tegasnya.
Komentar Via Facebook :