https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Soal HET, Ritel dan Pasar Modern Lebih Patuh dari Pasar Tradisional

Soal HET, Ritel dan Pasar Modern Lebih Patuh dari Pasar Tradisional

Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika. Foto: Ombudsman RI


Jakarta, elaeis.co - Tingkat kepatuhan pasar tradisional terkait pelaksanaan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng (migor) berbanding terbalik dengan pasar ritel dan pasar modern.

Hal itu sesuai dengan hasil pemantauan yang dilakukan Ombudsman Republik Indonesia (ORI).

Anggota ORI, Yeka Hendra Fatika, dalam keterangan resmi yang diterima elaeis.co, Rabu (16/3/2022), menyebutkan, dari hasil pemantauan itu ditemukan terjadi perubahan karakter pasar untuk pasar modern, pasar ritel, dan pasar tradisional.

Kata Yeka, perubahan karakter itu terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Tingkat kepatuhan pasar modern naik dari sebelumnya di angka 69,85% pada 22 Februari lalu menjadi 78,94% pada 14 Maret 2022. Lalu tingkat kepatuhan pasar ritel modern dari 57,14% menjadi 74,19%.

Namun kondisi sebaliknya terjadi pada pasar tradisional. Ia menyebutkan, sebagai pasar yang paling banyak konsumen, ternyata pasar tradisional menunjukan  tingkat kepatuhan yang turun atau rendah terhadap pelaksanaan HET. Yakni dari sebelumnya 12,82% menjadi 4,25%.

Berdasarkan pantauan ORI, pada 22 Februari 2022 harga rata-rata migor curah di pasar tradisional Rp 15.500/liter. Adapun rata-rata harga migor kemasan sederhana sebesar Rp 16.000/liter, dan migor kemasan premium sebesar Rp 20.500/liter.

Ia menambahkan, harga migor bervariasi dari satu pulau ke pulau lainnya. Di pasar tradisional di Pulau Sumatera berkisar antara Rp 13.650 - Rp 25.100/liter. Sedang di wilayah Bali dan Nusa Tenggara Barat serta Nusa Tenggara Timur harga migor premium di pasar tradisional rata-rata Rp 32.000/liter.

"Berdasarkan data per 14 Maret 2022, harga migor relatif stabil sesuai HET. Namun untuk Pulau Kalimantan terdapat harga dengan rata-rata tertinggi sebesar Rp 36.250/liter di pasar tradisional untuk jenis kemasan premium," kata Yeka.

Ia mengungkapkan, ketersediaan migor berdasarkan hasil pemeriksaan ORI per tanggal 15 Maret 2022 untuk jenis curah naik sebesar 2,5% dibanding stok tanggal 22 Februari.

"Adapun untuk migor kemasan sederhana ketersediaannya turun 12,7% dan migor premium turun sebesar 31,11%," sebutnya. 


 

Komentar Via Facebook :