https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Soal Sawit, Nonsense FAO

Soal Sawit, Nonsense FAO

Ilustrasi (Facebook)


Jakarta, Elaeis.co - Plintat plintut terkait kelapa sawit, pemerintah Indonesia diminta mengabaikan Food and Agriculture Organization (FAO), lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi pangan dan pertanian.

“Abaikan saja mereka. Pemerintah enggak perlu ikuti pemahaman FAO soal tanaman kelapa sawit,” kata Ketua Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), Darmono Taniwiryono, kepada Elaeis.co, Senin (11/10/2021).

Penyataan itu dia lontarkan karena geram melihat sikap FAO terhadap sawit. FAO dalam keterangan di website resminya menyatakan sawit bukan tanaman hutan meski lahir dari hutan.

“Di satu sisi mengakui kalau kelapa sawit adalah tanaman yang berasal dari kawasan hutan. Tapi di sisi lain, FAO tidak mengakui kalau sawit adalah tanaman hutan. Lahir di hutan, tapi tak diakui sebagai tanaman hutan. Sungguh sikap yang aneh,” tandasnya.

Ia juga mendukung dan sependapat dengan sikap Prof Yanto dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menyebutkan kelapa sawit harus diakui sebagai tanaman yang sesuai dengan asal-usulnya.

Darmono menjelaskan, kelapa sawit lahir dan telah ada di hutan-hutan di benua Afrika, terutama di bagian barat seperti Kamerun dan Nigeria, sejak ribuan tahun yang lalu.

“Sawit sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan sudah dipergunakan oleh masyarakat di Afrika bagian barat sana. Itu sebabnya mereka selalu sehat-sehat,” bebernya.

Jika kemudian sawit berkembang dan memberikan kontribusi luar biasa kepada Indonesia, menurut Darmono, itu merupakan anugerah Yang Maha Kuasa.

“Lah, lagian kan mereka, orang-orang Eropa yang membawa sawit ke Indonesia sekitar seratus tahun yang lalu. Kalau sawit kemudian memberikan kontribusi yang besar ke kita, itu berarti berkah. Masak kita harus membenci apa yang telah diberikan Tuhan untuk kita,” tukasnya.


 

Komentar Via Facebook :