Siak, elaeis.co - Kapolres Siak, AKBP Asep Sujarwadi memberikan respons terkait ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang acapkali terjadi di musim kemarau.

Menurut AKBP Asep, selain memantau hotspot, solusi permanen untuk mengantisipasi Karhutla adalah kesadaran. Terkhusus bagi petani.

"Setiap hari saya pantau. Kita selalu instens komunikasi dengan Manggala Agni. Yang terpenting itu, semua pihak harus sadar bahaya dan dampak Karhutla," kata AKBP Asep kepada elaeis.co tiga hari lalu di Mapolres Siak.

AKBP Asep menyebut, bencana Karhutla jangan sampai terulang seperti lima tahun lalu. Kala itu kabut asap pekat menyelimuti hampir setiap kecamatan di Siak dan mengganggu kehidupan sosial masyarakat, baik di sisi ekonomi maupun kesehatan.

Berkaca dari itu, pihaknya terus melakukan patroli secara masif. Selain itu, Polres Siak juga akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya Karhutla.

"Ketika patroli, kita juga terus mengingatkan masyarakat berkesadaran hukum terkait Karhutla. Terpenting jangan buka lahan dengan cara membakar. Karena itu yang paling gawat," ujar AKBP Asep yang baru sekitar seminggu menjabat Kapolres Siak ini.

Untuk diketahui, dalam sepekan terakhir sudah 4 hektare lahan terbakar di Kabupaten Siak. Dua hektare di wilayah Desa Benteng Hilir, Kecamatan Mempura, dan sisanya di Desa Tumang, Kecamatan Siak.

Keempat hektar lahan yang terbakar itu sudah berhasil dipadamkan tim dari Manggala Agni dan TNI/Polri. Kendati api sudah padam, tim masih melakukan pendinginan agar api tidak menjalar ke area lainnya.

Sementara hingga Juli 2023, total luas lahan yang terbakar berdasarkan data dari Pemkab Siak mencapai 26,31 hektare, 27 titik api dan 82 hotspot.