Berita / Sumatera /
Sorot Kinerja Tim Penetapan Harga Sawit di Bengkulu, Dewan: Referensi Jangan CPO Aja!
Bengkulu, elaeis.co - Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Fitri SE meminta agar tim penetapan harga TBS kelapa sawit di daerah itu tidak hanya mengandalkan harga CPO sebagai acuan utama. Melainkan ada parameter lain.
"Sampai saat ini cara penetapan harga TBS masih dikeluhkan petani. Dan ini wajar, karena harga TBS belum sebanding dengan biaya perawatan," kata Fitri, kemarin.
Baca Juga: Berikut Daftar Harga Jual CPO dan Kernel di Riau Minggu Ini
Menurut Fitri, rendahnya harga TBS kelapa sawit lantaran parameter penetapan harga hanya CPO. Padahal, hasil pengelolaan CPO seperti cangkang dan kernel juga memiliki nilai.
"Limbah yang dihasilkan dari pengelolaan TBS juga sudah diperjualbelikan sebagai bahan baku pembuatan produk seperti sabun. Jadi, idealnya seperti cangkang, kernel, dan limbah lainnya mesti dimasukkan sebagai nilai tambah dalam penetapan harga TBS," ujar Fitri.
Baca Juga: Pupuk Kimia Mahal, 'Abu Janjang' Solusinya
Jika hal itu tidak dimasukkan, lanjutnya, hanya perusahaan yang akan mendapat keuntungan, sementara petani tetap terkendala dalam aspek ekonomi. Oleh karena itu, dia mendesak agar tim penetapan harga TBS memperhatikan hal tersebut.
"Kami meminta agar tim penetapan harga TBS memperhatikan hal-hal lain agar petani sawit mendapat keuntungan," tuturnya.
Sebab menurutnya, industri minyak kelapa sawit sejatinya melibatkan berbagai tahapan dan aspek yang berbeda, seperti produksi minyak, pengolahan inti, dan pemanfaatan limbah. Setiap tahap juga memiliki dinamika harga yang berbeda, tergantung permintaan dan pasokan masing-masing produsen.
Baca Juga: Sopir Truk Sawit di Bengkulu Bentar Lagi Tak Akan Rewel, Rp600 M Dialokasikan untuk Perbaikan Jalan
"Jadi, parameter seperti yang disebutkan tadi seharusnya ditindaklanjuti dalam penetapan harga TBS sawit agar kesejahteraan petani meningkat," tandas Fitri.
Komentar Via Facebook :