https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Sortasi Jadi Alat Memfitnah TBS Petani

Sortasi Jadi Alat Memfitnah TBS Petani

Ilustrasi panen sawit (Facebook)


Medan, Elaeis.co - Syarifuddin Sirait dan para petani sawit yang tergabung dalam Koperasi Petani Kelapa Sawit (KPKS) Kecamatan Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, kerap menggerutu saat melangsir hasil panen ke pabrik kelapa sawit (PKS).

"Kami sering kesal, buah sawit kami kerap kena potongan atau sortasi dari PKS," kata Ketua KPKS ini kepada Elaeis.co, Jumat (3/9/2021). 

Berat tandan buah segar (TBS) produksi mereka kerap dipotong 1,5 sampai 2 persen oleh PKS. "Kalau di PKS milik PTPN, malah bisa dipotong sampai 3 persen," ungkapnya. 

Sebagai petani plasma yang memiliki kebun sawit dengan perawatan yang terjaga, Syarifuddin menilai persentase sortasi TBS itu sangat besar.

"Alasan pihak PKS macam-macam tanpa bukti yang jelas. Seperti buah kami banyak mengandung sampah, air, dan lainnya. Apalagi kalau musim penghujan, makin banyaklah alasan pihak PKS saat melakukan sortasi ke buah kami," tambah Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR) Sumut ini.

Ia lalu menceritakan pengalaman pribadinya saat menghadapi sortasi PKS milik salah satu PTPN di Asahan. Kata dia, setiap setor hasil panen, sortasi bisa sampai tiga persen dari total berat buah.

"Kalau buah sawit saya 1.000 ton, dipotong tiga persen, berarti kalian sama saja mengatakan saya telah membawa 30 ton sampah ke PKS kalian. Sama saja saya bawa batang sawit dari kebun saya ke PKS kalian ini. Sampai kayak gitu pernah saya bilang ke petugas sortasi di PKS PTPN," ungkap Syarifuddin mengenang perdebatan dirinya dengan pihak PKS.

Namun kala itu petugas sortasi bergeming dan mengklaim kalau itu merupakan ketentuan baku perusahaan. Lucunya, saat diminta rumus baku yang dipakai pihak perusahaan dalam melakukan pemotongan berat buah milik petani, ternyata tak ada.

Menurut Syarifuddin, para petugas sortasi hanya main tebak-tebakan saja. Sekedar menjalankan besaran potongan yang sudah ditentukan atasan mereka. 

"Apalagi kalau musim hujan kayak sekarang ini, bisa panen fitnah buah kami itu saat disortasi. Bisalah nanti dibilang buah kami itu banyak mengandung sampah, pasir, bahkan mengandung air yang berasal dari janjangan pengangkut sawit," bebernya.

Menurutnya, PKS menang banyak atas sortasi terhadap buah yang disetor petani sawit. Dan petani tak kuasa melawan sistem yang berjalan di PKS.

Syarifuddin mengaku punya jurus pamungkas bila menghadapi masalah sortasi yang tak kunjung terpecahkan itu. "Ya, rumus akhirnya cuma satu. Sabar, sabar, sabar. Tinggal itulah kekuatan kita," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :