https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Stakeholder Kumpul Cari Cara Tingkatkan Produktivitas Lahan Yang Ada

Stakeholder Kumpul Cari Cara Tingkatkan Produktivitas Lahan Yang Ada

Workshop Kemitraan Petani Kelapa Sawit Swadaya dalam rangka mencari cara meningkatkan produktivitas lahan di Kabupaten Paser. Foto: Humas Pemkab Paser


Tana Paser, elaeis.co - Pemkab Paser, Kalimantan Timur, menggelar Workshop Kemitraan Petani Kelapa Sawit Swadaya dalam rangka mencari cara meningkatkan produktivitas lahan.

Kegiatan ini dibuka Sekretaris Daerah Kabupaten Paser, Katsul Wijaya, dan dihadiri perwakilan BKSDA Provinsi Kaltim, Asisten Ekbang Paser, Kabag SDA Paser, Kadis Pertanian, Kadis PMD, Pimpinan Solidaritas Indonesia, Kesatuan Pengelola Hutan Telake & Kandilo, Perwakilan BUMDes Desa Tapis dan Desa Tepian Batang, Koordinator TAPM Kabupaten Paser, dan Gapki cabang Kaltim.

Katsul Wijaya mengatakan, diskusi yang dilaksanakan ini diharapkan memberikan rekomendasi terkait 2 poin yang sangat penting di sektor perkebunan kepala Sawit di Kabupaten Paser. "Yakni bagaimana mengurangi pembukaan hutan secara massif untuk perkebunan sawit dan bagaimana menjaga kondisi lingkungan sesuai dengan tata ruang," jelasnya melalui keterangan resmi Humas Pemkab Paser, Rabu (14/12).

"Usaha perkebunan kelapa sawit ini melibatkan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat. Bukan hanya pelaku langsung seperti petani sawit, tetapi untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Paser secara luas," tambahnya.

Diantara upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tanpa memperluas lahan adalah melaksanakan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Tahun ini Kabupaten Paser mendapatkan jatah  PSR seluas 2.000 hektare dan diberikan kepada 13 gabungan kelompok tani.

Berdasarkan data Disbunak Kabupaten Paser, secara kumulatif, sejak 2017 hingga 2021 luas kebun kelapa sawit yang telah di-replanting di Paser mencapai 6.500 hektare dari target 17 ribu hektare yang diberikan pemerintah pusat. Total dana hibah replanting dari BPDPKS yang telah masuk ke rekening petani sebesar Rp 194 miliar.

Katsul menambahkan, pengembangan dan pembukaan lahan perkebunan sawit jangan sampai mengabaikan lingkungan dan tata ruang. "Oleh karenanya, diskusi ini harus memberikan solusi agar tidak terlalu luas membuka lahan akan tetapi meningkatkan produktivitasnya di lahan yang ada," tukasnya.

"Lahan yang kita punya lebih luas dari Malaysia, namun produktivitas mereka lebih tinggi. Artinya, sebaiknya tidak membuka lahan secara besar-besaran. Silahkan masing-masing  pemangku kepentingan menyampaikan program -program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian khususnya di Kabupaten Paser," imbuhnya.
 

Komentar Via Facebook :