Berita / Bisnis /
Stok Minyak Goreng Ada, Masyarakat Diminta Tidak Memborong
Pekanbaru, elaeis.co - Ketersediaan minyak goreng sejatinya mencukupi kebutuhan akan masyarakat Pekanbaru. Namun diduga lantaran perilaku panic buying dengan cara memborong dari masyarakat membuat kebutuhan pokok ini menjadi langka dengan harga yang cenderung tinggi.
Ketersediaan itu dibuktikan oleh Polresta Pekanbaru usai mendatangi 9 distributor minyak goreng guna mengantisipasi penimbunan, Rabu (16/3/2022) kemarin. Dari hasil kunjungan itu terdapat 4 gudang distributor kosong karena minyak goreng sudah didistribusikan. Kemudian 5 gudang distributor lainnya memiliki stock sebanyak 19.745 dus atau total mencapai 118.470 kemasan minyak goreng ukuran 2 liter.
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Pria Budi melalui Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Andrie Setiawan stok yang ada itu mencukupi untuk kebutuhan kota Pekanbaru dalam beberapa watu ini. Nantinya stok yang ada akan segera didistribusikan.
"Kami berharap kepada Masyarakat Kota Pekanbaru untuk tidak Panic Buying, karna stok yang ada akan segera didistribusikan dengan harga standar," katanya kepada elaeis.co, Kamis (17/03/2022)
Setakat ini pihaknya juga terus melakukan pengawasan guna meminimalisir adanya oknum-oknum yang justru melakukan penimbunan minyak goreng itu. Sehingga kondisi masyarakat kembali tentram dan perekonomian berjalan normal.
Sementara, menurut Wulandari salah satu karyawan minimarket yang beroperasi di jalan Setia Budi Pekanbaru mengatakan stok minyak gorengnya memang selalu habis. Bahkan tidak dalam waktu yang lama usai stok yang ada ditawarkan.
"Bukan langka, tapi baru diletak beberapa menit saja sudah habis. Kalau harganya kita masih Rp14.000/liter," katanya.
Dengan kondisi itu pihaknya kemudian melakukan skema agar minta goreng itu dapat dinikmati oleh masyarakat yang lebih luas. Caranya yakni dengan membatasi jumlah pembelian. Jadi, satu orang konsumen hanya diperbolehkan membeli 2 liter minyak goreng.
"Kebanyakan meski sudah kita buat aturan seperti itu banyak konsumen yang sudah beli terus beli lagi dengan orang yang berbeda padahal mereka masih keluarga. Misalnya anaknya, adiknya dan sebagainya. Jadi konsumen lain gak dapat bagian," bebernya.
Komentar Via Facebook :