https://www.elaeis.co

Berita / Lingkungan /

Strategi Pemerintah Kelola Perikanan untuk Ekonomi Rakyat

Strategi Pemerintah Kelola Perikanan untuk Ekonomi Rakyat

Ilustrasi ikan. KKP News.


Jakarta, Elaeis.co - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Dr (HC) Ir H Suharso Monoarfa menyatakan bahwa sektor perikanan dapat menjadi salah satu contoh nyata bagaimana upaya menjaga lingkungan dapat sekaligus meningkatkan perekonomian.

"Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, Bappenas terus menekankan bahwa tidak ada trade off antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan," katanya pada penutupan Global Marine Commodities (GMC) secara daring yang diikuti di Jakarta, Senin (27/12). Dilansir Antara.

Proyek hibah GMC diimplementasikan oleh Kementerian PPN/Bappenas dengan dukungan dari Badan Pembangunan PBB (UNDP) dan pendanaan dari Fasilitas Lingkungan Global (Global Environment Facility/GEF).

Ia mengatakan sebagai negara maritim, Indonesia memiliki segala potensi dan keunggulan sumber daya laut, dengan wilayah laut yang luas mencapai 6,4 juta Km2, garis pantai terpanjang kedua di dunia, memiliki 17.504 pulau, dan merupakan produsen perikanan tangkap kedua terbesar di dunia.

Sebagai contoh, kata dia, pada tahun 2020, sektor kelautan dan perikanan berkontribusi terhadap devisa negara melalui ekspor perikanan yang mencapai Rp72,8 triliun dengan komoditas utama yaitu tuna-cakalang-tongkol, rajungan-kepiting, dan udang.

Selanjutnya produk domestik bruto (PDB) perikanan berkontribusi sebesar 2,80 persen terhadap PDB nasional.

Oleh karenanya, kata dia, dengan potensi perikanan yang besar, dan posisi Indonesia yang strategis secara politik dan ekonomi di kawasan, sudah tepat dan saatnya Indonesia menerapkan blue economy.

"Blue economy bisa dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang diharapkan untuk berkontribusi dalam pemulihan biru atau blue Recovery usai pandemi COVID-19," katanya.

Ia mengatakan, penerapan pendekatan blue economy pada prinsipnya juga sejalan dengan pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang merupakan kerangka komprehensif, dan terintegrasi yang telah disepakati secara global sebagai suatu platform pembangunan.

Secara khusus, menurut dia, blue economy sangat relevan dengan pencapaian Tujuan ke-14 yaitu Ekosistem Lautan, yang bertujuan untuk melestarikan, dan memanfaatkan secara berkelanjutan, sumber daya kelautan dan samudera, termasuk perikanan di dalamnya, untuk pembangunan berkelanjutan.

Pengembangan blue economy,?? selanjutnya diharapkan dapat memperluas pengembangan aktivitas ekonomi yang bernilai tambah tinggi.

"Sehingga, produksi perikanan nasional yang saat ini kedua terbesar di dunia, bisa mendorong ekonomi bergerak dari industri ekstraktif, untuk berkembang menjadi industri penciptaan nilai tambah, dan pada akhirnya menjadikan Indonesia sebagai pemain utama perikanan di skala global," katanya.

Oleh karenanya, dukungan mitra pembangunan seperti UNDP menjadi krusial dan merupakan momentum untuk menghasilkan best practice dan model pembangunan yang kemudian dapat diakselerasi dan direplikasi secara nasional, kata Suharso Monoarfa.

Sementara itu Deputy Resident Representative UNDP Indonesia Sophie Kemkhadze menyatakan senang proyek GMC telah mencatat pencapaian signifikan.

Kegiatan dalam GMC telah meningkatkan kesadaran tentang pengadaan makanan laut yang berkelanjutan dan menguatkan dialog multi-pemangku kepentingan untuk mempromosikan kebijakan manajemen perikanan berkelanjutan dan mencapai SDG 14.

"Kami juga memanfaatkan kekuatan pasar melalui sertifikasi ekolabel, yang telah membantu transisi ke sumber daya makanan laut yang bertanggung jawab," katanya.

Project Coordinator GMC UNDP Indonesia Jensi Sartin menjelaskan proyek itu yang dilaksanakan sejak 2018 ikut bahu membahu bersama pemangku kepentingan perikanan dan koordinasi erat dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk berkontribusi bagi perikanan berkelanjutan, khususnya pada perikanan tuna dan rajungan Indonesia.

GMC akan segera memasuki fase akhirnya di awal 2022, katanya. Penutupan proyek itu ditandai dengan live cooking dan dialog interaktif dengan berbagai narasumber.

 

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :