Berita / Bisnis /
Strategi Pemprov Sumsel, Porang Bakal Jadi Komoditi Unggulan
Pekanbaru, Elaeis.co - Potensi ekonomi yang tinggi membuat pemerintah Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Dinas Perkebunan Sumsel mendorong porang menjadi salah satu komoditi unggulan di wilayah tersebut. Sehingga ia mendukung masyarakat untuk mulai membudidayakan tanaman jenis umbi-umbian bermarga Amorphophallus itu.
Kepada Elaeis.co, Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian, menjelaskan bubdidaya porang bisa menjadi salah satu peluang untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Melihat dari potensinya, Rudi menyebut, jika ingin kaya maka tanamlah porang.
Bagai mana tidak, rinci Rudi, untuk luasan 1 hektare bisa ditanam sebanyak 20.000 bibit. Dari bibit itu bisa menghasilkan 20 ton porang.
"Harganya saat ini Rp4000/kg. Jadi jika dikalikan dengan hasil panen bisa mencapai Rp.80 juta per hektarnya," katanya Kamis (30/9).
Lanjutnya, masa tanam Porang itu hingga panen bisa mencapai 1-3 tahun. Setelah itu petani justru diuntungkan dengan tidak perlu menanam kembali dan dapat panen setahun sekali.
"Porang hanya mengalami pertumbuhan selama 6 – 8 bulan tiap tahunnya (pada musim penghujan). Di luar masa itu, tanaman mengalami masa istirahat (dorman) dan daunnya akan layu, sehingga tampak seolah-olah mati," katanya.
Diterangkan Rudi, porang sangat baik ditanam ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November – Desember.
Tahap penanaman porang yaitu bibit yang sehat satu per satu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas.
Tiap lubang tanaman diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam sesuai kebutuhan. Tutup bibit dengan tanah halus atau tanah olahan setebal 3 cm.
"Porang merupakan tanaman yang tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan perawatan yang intensif. Misalnya, penyiangan dengan membersihkan gulma yang berupa rumput liar yang dapat menjadi pesaing dalam hal kebutuhan air dan unsur hara.
Sebaiknya dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam," bebernya.
Kemudian penyiangan berikutnya dapat dilakukan saat gulma muncul. Gulma yang terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan menjadi kompos.
Sedangkan untuk pemupukan, pada saat pertama kali ditanam, dilakukan pemupukan dasar. Untuk pemupukan berikutnya dapat dilakukan setahun sekali (awal musim hujan).
Jenis pupuk adalah pupuk urea 10g/lubang dan SP 36,5 g/lubang. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam disekitar batang porang.
"Untuk hama biasanya adalah belalang, ulat makasar orketti, ulat umbi araechenes dan nematoda. Kalau penyakit umum porang adalah busuk batang semu, layu daun oleh jamur Sclerotium sp, Rhyzoctonia sp, Cercospora sp," katanya.
Untuk pengendalian nematoda jenis Heterodera sering menyerang umbi porang dapat menggunakan Carbofuran. Sedangkan pengendalian penyakit dapat gunakan fungisida Ridomil dan Benlate, dan pengendalian hama dapat gunakan Basudin dan Thiodan.
"Hama besar seperti babi hutan, landak atau tikus tidak perlu dicemaskan, karena umbi porang banyak mengandung kalsium oksalat yang menyebabkan muntah, gatal pada lidah dan kerongkongan bila bagian tanaman dimakan mentah," tandasnya.
Komentar Via Facebook :