Berita / Internasional /
Sudah Memakan 83 Manusia, Buaya Peneror ini Dinamai Osama
Luganga, Elaeis.co - Seekor buaya haus darah di Uganda diberi nama Osama karena meneror penduduk desa selama bertahun-tahun. Reptil raksasa ini telah memakan 83 orang di desa Luganga.
Osama, buaya Nil yang diyakini berusia lebih dari 75 tahun, tinggal di Danau Victoria di Uganda hampir sepanjang hidupnya. Nama Osama diberikan karena aksinya disamakan dengan kejahatan pendiri kelompok teroris al-Qaeda, Osama bin Laden.
Hewan sepanjang 16 kaki itu telah memusnahkan sepersepuluh populasi di desa kecil Luganga antara tahun 1991 dan 2005.
Reptil ini biasa memangsa anak-anak saat mereka mengisi ember air di tepi danau. Terkadang hewan ini berenang di bawah perahu nelayan dan dengan sengaja membalikkannya untuk memangsa orang-orang di atas perahu.
Buaya ini bahkan pernah melompat ke kapal kayu nelayan dan memangsa mereka yang ada di atasnya.
Salah satu korban serangan buaya itu adalah seorang nelayan setempat yang pakaiannya compang-camping ditemukan mengambang di atas air.
Seorang pria lain menyaksikan dan selamat dari serangan reptil yang menakutkan, tetapi saudaranya tidak seberuntung itu.
Korban selamat, Paul Kyewalyanga, kepada Sydney Morning Herald, mengungkapkan ganasnya buaya itu. Dia mengatakan suatu hari sedang mendayung di bagian belakang perahunya saat saudaranya, Peter, memancing di bagian depan. Tiba-tiba buaya Osama melompat masuk dan menyambar saudaranya tersebut.
"Osama baru saja muncul dari air secara vertikal dan menjatuhkan diri ke dalam perahu," katanya.
“Bagian belakang kapal tempat saya duduk terendam," ujarnya, yang dilansir Sindonews.com Kamis (10/6/2021).
Dia mencoba mencari bantuan, tetapi buaya itu telah mengunci kaki Peter dengan rahangnya yang besar dan mulai menariknya, mencoba memasukkannya ke dalam air.
"Peter mencengkeram bagian [tubuh buaya] sambil berteriak. Mereka berkelahi selama sekitar lima menit sampai saya mendengar suara robekan," kata Paul.
"Peter berteriak, 'Dia mematahkan kakiku'. Kemudian dia melepaskannya dan diseret ke danau. Beberapa hari kemudian kami menemukan kepala dan lengannya.”
Penduduk desa mulai meminta bantuan dan pada tahun 2005 buaya itu ditangkap dengan bantuan 50 pria dan petugas satwa liar setempat.
Beberapa orang ingin membunuh reptil itu, tetapi petugas satwa liar mengatakan kepada penduduk desa bahwa mereka tidak boleh membunuh binatang itu.
Jadi, reptil tersebut diberikan kepada pemilik peternakan buaya Uganda Crocs untuk digunakan dalam program pengembangbiakan mereka.
Mereka berharap buaya Osama akan menjadi bapak ratusan bahkan ribuan buaya raksasa yang kulitnya bisa diubah menjadi tas tangan bagi para fashionista di negara-negara seperti Italia dan Korea Selatan.
Peternakan juga berfungsi ganda sebagai objek wisata, dan anggota masyarakat dapat mampir untuk melihat 5.000 buaya yang digemukkan siap untuk disembelih.
Komentar Via Facebook :