Berita / Serba-Serbi /
Sukses Kelola Kebun Desa, BUMDes Amanah Rambah Bisnis Air Minum Kemasan
Tana Paser, elaeis.co – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Amanah di Desa Padang Jaya, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (kaltim), terus menjalankan beragam usaha dan pelayanan umum untuk menyejahterakan masyarakat desa. Aktivitas di bidang ekonomi dimaksimalkan agar desa memperoleh keuntungan atau laba bersih bagi peningkatan pendapatan asli desa.
BUMDes Amanah adalah salah satu BUMDes tersukses di Kaltim dan sudah mendapat sejumlah penghargaan tingkat nasional maupun provinsi. BUMDes Amanah menjalankan toko desa untuk menampung hasil olahan masyarakat berupa makanan dan produk lainnya dan menjualnya.
BUMDes Amanah sebelumnya sempat mengelola pasar desa, namun terhenti akibat tidak maksimal karena rendahnya daya beli masyarakat disebabkan turunnya harga tandan buah segar (TBS) sawit pada tahun 2017-2018. Pengurus lalu berinivasi membut toko di sebelah kantor BUMDes Amanah dan menjual produk makanan. Ternyata animo masyarakat cukup bagus.
Dan penghasilan utama BUMDes Amanah adalah usaha pemanfaatan tanah desa untuk kebun sawit, peternakan air tawar (ikan lele), dan bank sampah. Berkat pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang bagus, pada akhir 2016 saja, BUMDes Amanah sudah mencatatkan laba kotor sebesar Rp 250 juta.
Saat ini BUMDes Amanah tengah merintis bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) isi 220 mililiter merek Etodas dengan harga jual per dus Rp 20 ribu. BUMDes Amanah saat ini menjadi desa satu-satunya di Paser yang memproduksi air minum kemasan. Namun produksi air kemasan gelas ini masih dijual di lingkungan desa setempat saja karena izin edar masih diproses.
Tahun depan BUMDes Padang Jaya akan mendapat kucuran dana dari pemerintah sebesar Rp 60 juta. “Bantuan yang kami terima nanti dipakai untuk membeli dan melengkapi peralatan, pembangunan laboratorium, serta fasilitas penunjang lainnya,” kata Direktur BUMDes Amanah, Sunarti, dalam rilis MC Paser dikutip Rabu (20/12).
Selain itu, pihaknya juga akan melengkapi dokumen yang dipersyaratkan seperti sertifikat halal dari MUI dan SNI. “Kami juga menyusun dokumen legal lainnya. Kami targetkan tahun depan sudah memperoleh sertifikat SNI,” ujarnya.
Sunarti menambahkan, bangunan fisik pabrik saat ini sudah berdiri dan pihaknya sudah menyesuaikan tata letak bangunan sesuai standarisasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Permintaan BPOM, bangunan harus disekat beberapa ruang,” katanya.
Dia mengatakan bantuan keuangan ini sangat membantu bagi pembangunan pabrik AMDK yang sempat terhenti karena pandemi Covid 19. "Pada saat itu anggaran daerah banyak difokuskan untuk penangangan Covid-19 dan bantuan langsung tunai," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :