Berita / Nusantara /
Sumsel Butuh PKS Baru
Palembang, elaeis.co - Sumatera Selatan (Sumsel) memiliki luasan kebun sawit yang tak main-main. Ada sekitar 1 juta hektare. Namun jumlah pabrik kelapa sawit (PKS) justru terbilang kurang.
Dari data yang diketahui Sekretaris DPW Apkasindo Sumsel, M Yunus hanya ada 75 PKS untuk 1 juta hektare lahan kebun sawit di daerah tersebut. "Masih kurang jika ingin menjangkau semua kebun masyarakat yang ada," ujarnya saat berbincang dengan elaeis.co, Sabtu (28/4).
Dari hitungan Yunus, minimal jika ingin memaksimalkan produksi kebun kelapa sawit, Sumsel harus memiliki 100 PKS. Artinya masih kurang sekitar 25 PKS lagi. Dimana tiap PKS bisa mengakomodir 10 ribu hektare kebun.
Penambahan itu diperlukan terutama di wilayah Ogan Komering Ulu (Oku), Oku Selatan, Oku Timur dan Lahat. Sebab di wilayah itu masih minim PKS yang menampung hasil kebun petani swadaya.
"Pabrik tanpa kebun enggak papa, justru potensinya akan baik kedepannya," paparnya.
Kebetulan, saat ini wilayah Sumsel tengah disorot investor asal India. Dimana rencananya investor tersebut akan mendirikan sebuah PKS dengan kapasitas operasi 30 ton dalam sehari.
Rudi Arpian selaku Analis PSP Madya Dinas Perkebunan Sumsel mengatakan, saat ini peralatan juga sudah siap untuk diterapkan disebuah pabrik. Namun untuk lokasi pendirian masih belum final.
Rudi mengatakan, lokasi akan berfokus pada kebun yang mayoritas adalah milik petani swadaya. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu kebun plasma dan operasional PKS lainnya.
"Nanti pabrik ini sebagai percontohan. Jika hasilnya potensial maka alat yang digunakan akan kita sebar ke kabupaten/kota. Kita akan undang para petani dan pengusaha untuk melihat kinerja mesin yang digunakan nanti," paparnya
Hingga saat ini jelas Rudi, sudah beberapa lokasi disambanginya. Seperti di wilayah Musi Banyuasin dan daerah lainnya. Namun memang pihaknya belum menentukan titik lokasi pendirian pabrik itu.
"Lokasi itu idealnya dekat dengan air, listrik dan kondisi kebun yang bagus. Kita masih terus lakukan survei," terangnya.
Untuk itu, pihaknya mengimbau agar Dinas Perkebunan kabupaten/kota ikut berpartisipasi mengajukan profil kepada Tim penilai Kelayakan lokasi PKS Mini. Diharapkan dengan pengajuan itu akan membantu dalam menentukan titik lokasi tadi.
"Kalau antusias petani sangat tinggi untuk pengadaan PKS baru ini. Namun kita fokuskan penambahan satu PKS ini terlebih dahulu. Sebab cukup beresiko, dimana PKS mini itu biaya operasionalnya tinggi. Namun investor India ini yakin PKS ini akan berjalan maksimal. Dimana India juga merupakan negara pengimpor CPO terbesar saat ini," tutupnya.
Komentar Via Facebook :