Berita / Sumatera /
Susah Dapat Solar, Supir Truk Sawit Kelimpungan Antar Muatan
Bengkulu, elaeis.co - Supir truk angkutan sawit di wilayah Bengkulu mengeluhkan kesulitan dalam mendapatkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Ini terjadi setelah Pertamina mengurangi pasokan solar di daerah ini demi memastikan stok aman hingga akhir tahun.
Menurut Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Zibali Hisbul, pemerintah telah menetapkan kebijakan yang mengharuskan truk perkebunan kelapa sawit baik milik perusahaan maupun milik pihak ketiga untuk menggunakan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi atau BBM industri jenis Dexlite. Sebab jika mereka menggunakan BBM subsidi, maka supir truk lain akan terdampak akibat pengurangan pasokan solar ini.
Baca Juga : Petani Sawit di Pelosok Bengkulu Dambakan Pertalite
"Konsumsi solar pada Juni 2023 lalu over 2 persen, sehingga kami di Pertamina telah mengambil keputusan untuk mengurangi pasokan solar sementara waktu agar pasokan BBM hingga akhir tahun dapat mencukupi. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan stabilitas pasokan energi di wilayah ini," kata Zibali, Kamis (20/7).
Sementara itu, salah satu supir truk angkutan sawit pribadi di Bengkulu, Ubay, merasa terbebani oleh langkah tersebut. Dia mengandalkan solar sebagai bahan bakar untuk menggerakkan armada mengangkut hasil perkebunan kelapa sawit. Pengurangan pasokan solar membuat mereka harus mencari alternatif lain yang lebih mahal untuk memenuhi kebutuhan BBM truk mereka sehingga berpotensi menimbulkan masalah logistik yang lebih besar.
"Kalau tetap mau cari solar subsidi, harus menghabiskan waktu berjam-jam mencari dan antre karena stok di pom bensin semakin menipis. Akibatnya, kami sering terlambat dalam mengirim hasil kebun," ungkap Ubah.
Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Mulyani, mengaku akan mengadakan pertemuan dengan pihak Pertamina untuk mencari solusi bersama.
"Kami memahami kesulitan yang dihadapi oleh supir truk angkutan sawit di wilayah ini. Kami akan mencoba mencari jalan keluar yang terbaik untuk mengatasi masalah pasokan BBM ini tanpa mengorbankan keberlangsungan bisnis dan operasional mereka," ujar Mulyani.
"Diharapkan dengan dialog dan kerjasama yang baik, masalah ini dapat segera diselesaikan dan truk-truk angkutan sawit di Bengkulu dapat kembali beroperasi dengan lancar dan efisien," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :