Berita / Sumatera /
Susul Petani Swadaya, Petani Plasma Mulai Tercekik
Rengat, elaeis.co - Petani bermitra di Riau akhirnya ikut merasakan anjloknya harga tandan buah segar (TBS) sawit. Harga resmi TBS yang ditetapkan Dinas Perkebunan (disbun) Provinsi Riau mengalami penurunan tajam.
Prapto, Sekretaris Koperasi Unit Desa (KUD) Hidup Baru Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, mengatakan, saat ini petani bermitra ketar-ketir menghadapi tren penurunan harga sawit.
Berdasarkan penetapan Disbun Riau, untuk periode 11 sampai 17 Mei 2022 harga TBS turun 24,80 persen atau Rp 972,29/kg. Pekan lalu harga TBS masih bertengger di angka Rp 3. 919,87/kg, kini menjadi Rp 2.947,58/kg.
"Petani swadaya maupun plasma pusing bagaimana memikirkan biaya hidup dan perawatan kebun sawit seperti pupuk. Pupuk sampai saat ini masih mahal dan belum turun," katanya saat dikonfirmasi elaeis.co, Selasa (10/5).
"Jika sawit tidak dirawat, imbasnya memang tidak sekarang melainkan beberapa bulan kemudian," katanya.
Dia menuturkan, produktivitas kebun sawit saat ini masih terbilang bagus, tidak mengalami trek. Meskipun begitu, pihaknya tetap menjaga pertumbuhan tanaman dengan terpaksa mengurangi takaran pupuk.
Agar anggota KUD Hidup Baru ke depan tidak terjebak kesulitan ekonomi karena anjloknya harga sawit, pria 54 tahun ini meminta petani mengurangi pinjaman ke bank. Apabila harus meminjam karena kebutuhan mendesak, seyogyanya disesuaikan dengan penghasilan.
"Jangan pula lebih tinggi cicilan dari pada pemasukan," ujarnya.
"Jika kebutuhan perawatan kebun terjangkau, sebenarnya turunnya harga TBS tidak menjadi persoalan. Ini malah sebaliknya, petani makin tercekik," tandasnya.
Komentar Via Facebook :