Berita / PSR /
Tahun ini Targetnya 350 Hektare Kebun Sawit Rakyat Di-replanting
Sungai Liat, elaeis.co - Pemkab Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terus berupaya meningkatkan realisasi Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Salah satunya dengan cara memberi pemahaman kepada petani atau pekebun yang potensial menjadi calon peserta PSR.
Kemarin, Dinas Pangan dan Pertanian (DPP) Kabupaten Bangka menggelar Sosialisasi Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai aturan pelaksanaan PSR dalam Permentan Nomor 03 Tahun 2022 tentang Pengembangan SDM, Penelitian Pengembangan, Peremajaan, Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit kepada stakeholder terkait.
"Sosialisasi perlu untuk mensinergikan pelaksanaan peremajaan sawit dengan pekebun, poktan atau gapoktan, dan koperasi pengusul. Peserta sosialisasi sebanyak 60 orang terdiri dari tim PSR Kabupaten Bangka, gapoktan, dan pendamping petani," kata Kepala DPP Bangka, Syarli N, melalui keterangan resmi Diskominfotik Bangka.
Menurutnya, tahun ini Bangka menargetkan meremajakan 350 hektare kebun swadaya lewat program PSR. Lokasinya antara lain di Desa Bakam, Bukit Layang, Zed, Kemuja, dan Air Buluh.
"Masih dalam proses melengkapi berkas karena adanya aturan terbaru terkait dengan surat keterangan berada di luar kawasan hutan dan kawasan lindung gambut. Sebetulnya wilayah kita bukan gambut, tetapi tetap harus ada keterangan dari KLHK. Ini harus segera diurus," jelasnya.
Menurutnya, kebanyakan kebun yang diusulkan ikut PSR bukan karena sudah berumur tua melainkan karena bibitnya asal-asalan. Akibatnya hasil panen petani tidak memuaskan dan tidak sebanding dengan luas kebun.
Pemkab Bangka semaksimal mungkin akan membantu pengusulan agar semua kebun yang dicalonkan lolos verifikasi PSR. "Mudah-mudahan target ini bisa tercapai. Kalau lolos, petani dapat dana dari BPDPKS Rp 30 juta per hektare," sebutnya.
Sementara itu, Bupati Bangka, Mulkan, mengatakan, banyak petani di daerah itu beralih dari komoditas lada ke kelapa sawit karena perawatannya dinilai lebih mudah.
Namun karena tidak memperhatikan pemilihan bibit, akibatnya produktivitas kebun sawit mandiri cukup rendah. "Kebun kelapa sawit milik petani yang potensial untuk diremajakan mencapai sekitar 500 hektare," sebutnya.
Komentar Via Facebook :