https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Pakar Berbicara

Tak Ada Alasan Harga TBS Harus Turun

Tak Ada Alasan Harga TBS Harus Turun

Dr Tungkot Sipayung, Direktur PASPI. (Foto Dpk. Elaeis)


Jakarta, elaeis.co - Sudah hampir setengah bulan harga pembelian tandan buah segar (TBS) di tingkat pabrik kelapa sawit mengalami penurunan yang drastis.

Bahkan, penurunan harga itu  pun makin menjadi-jadi saat kebijakan larangan ekspor bahan baku minyak goreng (migor) dan migor diterapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tetapi sampai sekarang tidak ada satu pun pengusaha sawit atau organisasi pengusaha sawit  yang bisa menjelaskan secara detail dan masuk akal tentang kenapa mereka menurunkan harga pembelian TBS.

"Sebelum libur lebaran kemarin saya sudah bilang (ke para pengusaha sawit -red), apa harus diturunkan harga pembelian TBS dengan dilarangnya ekspor CPO," kata Dr Tungkot Sipayung kepada elaeis.co, kemarin.

Kata Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) ini, 95 persen produk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) diolah dulu di dalam negeri baru kemudian diekspor.

Kebijakan larangan ekspor CPO oleh Presiden Jokowi tak mengubah pola dan praktek pengolahan CPO di industri sawit nasional.

"Enggak ada yang berubah walau kebijakan Presiden Jokowi itu diterapkan," kata Tungkot.

Ia bahkan sampai memperdebatkan ini dengan pihak organisasi pengusaha sawit.

Kata dia, tidak ada alasan yang tepat yang bisa disampaikan para pelaku industri sawit nasional terkait penurunan harga TBS tersebut.

Tungkot mengatakan, penjualan seluruh produk turunan  CPO yang dilakukan pihak pengusaha sawit di dalamnegeri tetap mengacu pada harga di luar negeri.

Para pengusaha sawit itu, kata pria berusia 56 tahun ini, ternyata tetap menggunakan hasl tender di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) sebagai acuan menjual seluruh produk turunan CPO mereka, baik di dalam maupun di luar negeri.

"Saya katakan kepada mereka, apa memang ekspor CPO yang dua juta ton itu bisa menentukan harga 54 juta ton CPO yang diolah di dalam negeri untuk kemudian diekspor? Kan tidak seperti itu yang terjadi," kata Tungkot.

"Karena itu saya tetap menegaskan tidak ada alasan bagi pengusaha sawit untukmenurunkan harga TBS produksi petani. Dan juga tidak ada alasan pengusaha untuk mengurangi pembelian TBS," kata Tungkot lagi.

Ia melihat fenomena penurunan harga dan pengurangan pembelian kuantitas TBS sekadar kegamangan pihak pengusaha sawit saja.

Apalagi mungkin saat itu akan memasuki libur Lebaran.

"Tapi setelah libur Lebaran, para pengusaha sawit itu enggak punya lagi alasan untuk merendahkan harga TBS atau bahkan tetap mengurangi pembelian TBS petani," tegas Tungkot Sipayung.

Komentar Via Facebook :