Berita / Sumatera /
Tak Ada Gaji ke-13, Petani Sawit di Bengkulu Gamang Hadapi Tahun Ajaran Baru
Bengkulu, elaeis.co - Tahun ajaran baru 2023/2024 sudah di depan mata. Saat ini siswa di seluruh tingkatan sekolah dasar dan menengah sedang mengikuti ujian kenaikan kelas.
Banyak petani sawit di Provinsi Bengkulu diliputi kekhawatiran menjelang tahun ajaran baru. Mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya akibat turunnya pendapatan di tengah penurunan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Di tingkat petani harga TBS turun hingga Rp 1.250 per kilogram.
Petani sawit di Bengkulu, Sri Rahayu mengaku, penurunan harga TBS kelapa sawit menjadi faktor utama di balik kesulitan finansial yang dihadapi petani sawit saat ini.
"Harga sawit turun drastis dalam beberapa minggu terakhir. Pendapatan saya sebagai petani sawit terus menurun, sementara biaya hidup semakin tinggi. Saya sangat khawatir tidak mampu membiayai sekolah anak saya pada tahun ajaran mendatang. Saya berharap pemerintah dapat memberikan dukungan kepada petani seperti saya," kata Sri.
Dia mengaku sedikit iri pada pegawai negeri sipil (PNS) yang menerima gaji ke-13 dari pemerintah. Insentif itu tentu saja sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak PNS.
"Kami ini beda dengan PNS, kalau PNS kan ada gaji ke-13. Lah, kami? Petani sawit tidak memiliki jaminan serupa, cuma mengandalkan pendapatan dari hasil panen sawit, kalau harganya turun, ya pendapatan kami ikut menurun," tukasnya.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Bickman Panggarbesy mengakui kesulitan yang dihadapi oleh para petani sawit di Bengkulu saat ini.
"Kami memahami kondisinya seperti apa. Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mencari solusi yang tepat guna membantu petani menghadapi penurunan harga TBS kelapa sawit," ungkapnya.
Saat pemerintah berupaya mencari solusi jangka pendek, beberapa petani sawit juga mencari alternatif untuk meningkatkan pendapatannya. Beberapa diantaranya mencoba diversifikasi pertanian dengan menanam tanaman lain selain kelapa sawit, sementara yang lain mencari peluang bisnis di sektor non-pertanian atau bekerja serabutan.
Komentar Via Facebook :