https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Tak Ada Pabrik Sawit, Petani di Long Ikis Terpaksa Jual TBS ke Ramp

Tak Ada Pabrik Sawit, Petani di Long Ikis Terpaksa Jual TBS ke Ramp

Ilustrasi - lahan perkebunan kelapa sawit. Foto: Syahrul


Paser, elaeis.co - Menerima harga yang ditawarkan oleh pengusaha loading ramp, sudah sangat biasa bagi petani kelapa sawit di Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Pasalnya di kecamatan itu tidak ada satu pun pabrik kelapa sawit (PKS) yang berdiri.

Sehingga seluruh petani menjual hasil kebun kelapa sawit ke loading ramp. Terkadang memang petani menikmati harga yang lebih tinggi ketimbang harga yang ditetapkan, namun pada umumnya harga yang ditawarkan tetap berada di bawah harga Disbun Kaltim.

Ketua Aspek-PIR Paser, Aliyadi mengatakan, kondisi seperti ini sudah lama terjadi dialami oleh petani kelapa sawit Long Ikis. Padahal, ada lebih dari 20.000 hektar kebun kelapa sawit di wilayah tersebut.

"Pabrik CPO merupakan kebutuhan yang paling utama bagi petani di Long Ikis. Bukan pabrik minyak goreng atau sebagainya. Sebab saat ini tidak ada pabrik CPO yang membeli hasil kebun kelapa sawit petani," ujarnya kepada elaeis.co, Jumat (16/8).

Aliyadi juga khawatir perkebunan kelapa sawit di Long Ikis akan semakin terpuruk jika tidak ada pabrik yang berdiri di wilayah itu. Sebab sistem koperasi tidak akan berjalan karena tidak adanya mitra (perusahaan). Sementara jalan-jalan kebun juga pasti hancur karena tidak adanya dana perawatan.

Bicara mengenai pabrik kelapa sawit mini milik petani, juga sudah pernah diperjuangkan Aliaydi dan petani lainnya. Pihaknya bahkan sudah menyiapkan lahan untuk pembangunannya sesuai dengan kategori yang ada, namun belum juga ada investor yang berani membangun pabrik mini di wilayah tersebut.

"Kebanyakan investor ingin menguasai pabrik 100%. Nah kita tidak mau. Maunya kita punya saham, jadi kami tak lagi jadi petani TBS tapi naik kelas jadi petani CPO," terangnya.

Sebetulnya, kata Aliyadi, sempat ada investor yang akan membangun pabrik dan siap bekerja sama dengan petani. Namun mundur usai pemerintah menutup pintu ekspor CPO beberapa waktu lalu.

Padahal petani dan investor itu sudah MoU di depan Pemerintah Kabupaten Paser. "Harapan kita ada investor yang serius agar harga yang didapat petani selain terjamin, tata kelola perkebunan kelapa sawit juga terjaga. Sehingga keberlanjutan perkebunan kelapa sawit tercapai di daerah ini," pungkasnya.


 

Komentar Via Facebook :