Berita / Sumatera /
Tak Ada Pilihan Lain, Petani Sawit Harus Berhemat
Pasir Pangaraian, elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) sawit di Kabupaten Rokan Hulu (rohul), Riau, tak kunjung naik. Petani kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ketua PPSKS Rohul, Iksan, mengatakan, harga sawit di daerah itu masih bertahan di angka Rp 800/kg. Bahkan ada pengepul yang membeli TBS sawit petani Rp 650/kg.
Jatuhnya harga TBS disebabkan sejumlah pabrik masih membatasi pembelian TBS dari petani. Pabrik kelapa sawit (PKS) PT Musimas, misalnya, baru saja membuka kembali penerimaan TBS sawit dari pihak ke tiga setelah beberapa waktu tutup. Perusahaan itu beralasan tangki CPO penuh.
"Karena harga TBS tak kunjung naik, banyak petani tak memanen sawit. Di daerah ini petani bersabar menunggu PKS PT Musimas buka lagi, sebab harganya lebih mahal dibanding PKS lain," katanya kepada elaeis.co, Sabtu (16/7).
"Kalau TBS dibawa ke PKS lain, harganya murah sehingga tak bisa menutupi biaya operasional. Makanya petani merasa lebih baik tak panen," tambahnya.
Menurutnya, petani sawit harus pandai menyiasati keadaan karena tidak ada yang tahu kapan harga TBS kembali normal.
"Berhematlah, harga TBS masih di bawah Rp 1.000/kg. Bayangkan, kalau panen cuma dapat 1,6 ton dan harga Rp 650/kg, dapat apa?" ucapnya.
Sementara itu, Siti, istri petani sawit di Desa Ujungbatu Timur, heran meski harga TBS sawit anjlok cukup lama, tapi harga minyak goreng di pasaran masih saja mahal.
"Di sini Rp 25.000/kg, dua kali lipat dari harga biasanya," katanya.
"Belum lagi harga cabai dan lain-lain yang ikut mahal, pendapatan dari kebun sawit sudah gak cukup buat belanja dapur. Semuanya mahal, duit Rp 50 ribu belanja pagi sudah tak cukup. Beli ikan asin musti ada minyak gorengnya, kan?" imbuhnya.
Komentar Via Facebook :