https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Tak Ada Sinyal HP, Petani Sawit Merasa Hidup Bak di Zaman Baheula

Tak Ada Sinyal HP, Petani Sawit Merasa Hidup Bak di Zaman Baheula

Menara penguat sinyal di kebun sawit. foto: repeatersinyalhp.com


Bengkulu, elaeis.co - Petani kelapa sawit yang bermukim di tiga desa di Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, yaitu Desa Telaga Dalam Kecamatan Pino Raya, Desa Puding Kecamatan Pino, dan Desa Jerangla Rendah Kecamatan Manna, mengeluhkan kondisi wilayahnya yang masih berstatus blank spot. Kondisi ini menjadi permasalahan yang meresahkan karena akses informasi dan komunikasi terhambat di daerah mereka.

Salah seorang petani setempat, Syaiful mengatakan, blank spot secara tidak langsung dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas hasil panen sawit. Jika sulit berhubungan dengan pengepul karena tak ada sinyal ponsel atau HP, maka hasil panen akan terlambat diangkut ke pabrik.

"Kami memohon pihak terkait segera mengatasi kondisi blank spot ini agar masyarakat di tiga desa dapat menikmati layanan telekomunikasi yang memadai. Kami sudah puluhan tahun tidak lancar berkomunikasi dengan dunia luar," ujar Syaiful, Selasa (25/7).

Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bengkulu Selatan, Susmanto, mengaku blank spot di tiga desa itu telah disampaikan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (RI).

Dia menyebutkan bahwa blank spot di tiga desa tersebut dilaporkan dalam rapat koordinasi yang diikuti perwakilan Dinas Kominfo dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia bersama Kementerian Kominfo RI di Kota Bandung pada tanggal 19-20 Juli 2023. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah percepatan transformasi digital di Indonesia sesuai dengan arahan Presiden RI, Joko Widodo, tentang Program Perluasan Infrastruktur dan Layanan Telekomunikasi Berbasis Data atau Internet.

"Kita sama sama berharap laporan itu ditindaklanjuti dengan segera agar permasalahan desa blank spot dapat segera diatasi," ucapnya.

Pihaknya sendiri mengusulkan di wilayah tersebut dibangun infrastruktur digital berupa Base Transceiver Station (BTS) atau stasiun pemancar sinyal 4G. BTS 4G ini nantinya akan bertugas mengirim dan menerima sinyal radio ke perangkat komunikasi, seperti telepon rumah, telepon seluler, dan berbagai gadget lainnya.

"Semoga diakomodir oleh Kementerian Kominfo RI. Diharapkan dengan adanya BTS 4G, masyarakat di tiga desa tersebut dapat memiliki akses komunikasi dan informasi yang lebih baik," pungkasnya.
 

Komentar Via Facebook :