https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Tak Menyerah Berkebun Sawit di Lahan Gambut

Tak Menyerah Berkebun Sawit di Lahan Gambut

Para petani sawit anggota Koperasi Sawit Jaya di Siak mempelajari mekanisme berkebun sawit di lahan gambut. Foto: Dok. Koperasi Sawit Jaya


Siak, elaeis.co - Para petani sawit di Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau, yang tergabung dalam Koperasi Sawit Jaya tak mau kalah dengan keadaan. Mereka mencoba berbagai trik dan inovasi untuk menaklukkan lahan gambut yang menjadi lokasi perkebunan sawit mereka.

"Langkah ini dilakukan bukan tanpa alasan, karena Siak menjadi kabupaten dengan lahan gambut terbesar di Pulau Sumatera. Selain itu, kami ingin menjadi salah satu koperasi inovatif yang mampu mengelola kelapa sawit di lahan gambut," kata Group Manager Koperasi Sawit Jaya, Afif M Nurudin, kepada elaeis.co, Selasa (1/3/2022).

Afif menyebutkan, berdasarkan data dari tahun 2019, sekitar 57% dari luas wilayah Siak yang mencapai 8.556 km2 berupa lahan gambut. Dari total kawasan gambut tersebut, 21% di antaranya merupakan lahan gambut dalam dengan kedalaman 3 sampai 12 meter.

"Ya itu tadi, kami dari koperasi tak mau kehilangan akal dengan kondisi ini. Kami berupaya bagaimanapun caranya agar bisa mengembangkan pengelolaan kelapa sawit dengan praktik berkelanjutan dan lestari," ujarnya.

Menurut Afif, Koperasi Sawit Jaya sendiri sudah mendapatkan sertifikat RSPO sejak 2020. Disinggung mengenai inovasi yang mereka lakukan, dia menyebutkan sejumlah langkah awal dalam pengelolaan lahan gambut yang dilakukan Koperasi Sawit Jaya.

Pertama, kata dia, melakukan pemetaan kedalaman gambut yang dilakukan di tahun 2018. Kedua, memasang alat pemantau tinggi muka air di kanal dan di blok sebanyak 14 unit.

Kemudian memasang alat pemantau subsidensi sebanyak 4 unit, pemasangan piezometer sebanyak 5 unit, pemasangan fasilitas sekat kanal atau bendungan, serta pencegahan kebakaran melalui pembentukan masyarakat peduli api (MPA).

"Pengelolaan sawit di atas lahan gambut perlu memperhatikan pengelolan air. Karena air adalah sumber makanan bagi sawit. Tanpa ada air maka sawit tidak tumbuh dengan baik. Jadi dalam hal ini, pengelolaan tata kelola air sangat dibutuhkan. Kalau dalam gambut, ketinggian air meliputi lebih kurang 50 cm dari atas tanah," ujar Afif.

Ia meyakinkan para petani sawit agar tetap bersemangat dalam mengelola kebun sawit yang berada di atas lahan gambut. Sebab, ucapnya, gambut mempunyai keunggulan sendiri dan punya kekurangan sendiri.

"Pengelolaan gambut itu sesungguhnya bisa dipelajari dan bisa dilakukan dengan tata kelola air yang baik," tegas Afif. 


 

Komentar Via Facebook :