Berita / Kalimantan /
Taman Baca Jadi Senjata Lupakan Gadget Ala Petani Sawit
Kaltara, elaeis.co - Saat ini kehadiran gadget justru dinilai menjadi ancaman pada minat belajar anak-anak. Gadget sering dijadikan jurus para orang tua untuk menenangkan si buah hati.
Melepaskan ketergantungan anak pada gadget juga tidak mudah. Terlebih tidak ada lagi permainan yang menarik di mata anak-anak tersebut.
Berawal dari ketergantungan itulah, Ares Wahyudi, seorang petani kelapa sawit di Desa Menjelutung, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara (Kaltara) nekad merogoh kocek pribadinya untuk membuat sebuah Taman Baca gratis bagi anak-anak di desanya.
Taman Baca Mandiri (TBM) begitu Ares menyebutnya, ia dirikan sejak tahun 2020 lalu. Meski sebagian besar merupakan dana pribadinya, namun untuk mendapatkan buku bacaan Ares memanfaatkan program donasi buku yang digalakkan pemerintah.
"Saya hadirkan seadanya untuk anak-anak di sekitarnya tempat tinggal saya. Sebab TBM ini saat ini juga masih berada di rumah," ujarnya saat berbincang dengan elaeis.co, Minggu (18/8).
Kini usahanya untuk menumbuhkan minat baca dan belajar pada anak itu cukup sukses. Tidak sedikit anak-anak datang ke rumahnya untuk membaca buku, mengerjakan tugas, atay hanya sekedar menikmati gambar-gambar pada sebuah buku.
"Alhamdulillah anak-anak sudah mulai ramai datang, mulai dari yang masih taman kanak-kanak sampai sekolah dasar," ujarnya.
Selain ketergantungan gadget tadi, ide hadirnya TBM itu juga lantaran Ares merasa miris melihat anak-anak yang terpaksa harus di tinggal orang tuanya bekerja di kebun kelapa sawit.
Maklum, kata Ares sebagian besar warga di desanya itu merupakan petani kelapa sawit. Awalnya kata Ares, memang sulit untuk membujuk anak-anak datang dan membaca buku. Ia harus memahami karakter anak hingga mengadakan kegiatan- kegiatan menarik agar diminati anak- anak tersebut. Misalnya membuat lomba dengan menghadirkan hadiah.
"Meski masih di rumah, TBM ini sudah menciptakan beberapa anak yang mampu mewujudkan cita-citanya. Ada yang sudah jadi polisi, pegawai di catatan sipil dan sebagainya," ujarnya
Rasa bangga itu Ares jadikan motivasi untuk terus mengembangkan TBM ini. Rencananya ia akan pindahkan TBM ini di lokasi yang lebih luas dan dilengkapi dengan taman agar anak-anak tidak bosan membaca buku.
Bukan hanya itu, dirinya juga akan sosialisasikan kepada pihak perusahaan kelapa sawit di sekitar desanya untuk membangun TBM bagi anak para karyawan yang ada di PKS. Lantaran saat ini anak para pekerja di perusahaan itu harus menempuh jarak sampai 10 km untuk belajar di sekolah.
"Harapan kita dari TBM itu justru menjadi pemicu perusahaan untuk menghadirkan sekolah sendiri," tuturnya.
Apalagi lanjut Ares, saat ini di wilayahnya ada program dari Pemerintah Kabupaten tentang pembangunan aman baca di setiap desa. Artinya di desa tempat tunggalnya ada dua teman baca yakni milik Pemkab dan miliknya sendiri.
"Saat ini kita ada ribuan koleksi buku. Ini kita dapat dari donasi buku tadi. Malah kemarin, baru datang 6 kardus buku dari Donasi Buku lengkap dengan lemarinya. Nanti kita akan pajang buku-buku itu jika sudah memiliki tempat yang sesuai," paparnya.
Komentar Via Facebook :