https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Tanam Sengon Petani Sawit Bisa Untung 1.000 Persen

Tanam Sengon Petani Sawit Bisa Untung 1.000 Persen

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut MSi.


Bengkulu, elaeis.co - Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu menyarankan petani sawit untuk berinvestasi di tanaman sengon. Hal ini dilakukan mengingat, investasi tanam ini lebih menguntungkan daripada investasi lain karena dapat memberikan keuntungan lebih dari 1.000 persen dalam waktu 5 tahun.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut MSi mengatakan, menjadi petani kelapa sawit jangan hanya fokus pada tanaman sawit saja. Disela-sela tanaman sawit bisa ditanami pohon sengon. Sebab tanaman ini sangat menguntungkan dan menjanjikan.
"Saya sarankan petani sawit tanam Sengon karena lebih menguntungkan dari investasi manapun," kata Rizon, Senin 12 Februari 2024.

Ia mencontohkan, tanaman sengon bisa ditanam dengan investasi murah namun dengan keuntungan yang berlipat-lipat setelah beberapa tahun pasca tanam. Bayangkan sengon yang bibitnya dijual dengan harga Rp 200 per batang, dalam 5 tahun bisa menjadi Rp 300 ribu. 
"Pokoknya keuntungannya berlipat-lipat jauh dari investasi yang lain. Kalau ada kelompok investasi apakah jati, sengon, dan lain sebagainya pasti sangat menguntungkan," tegas Rizon.

Ia menambahkan, investasi di bidang kehutanan ini minim risiko, bahkan cenderung tidak ada risiko asalkan pengurus atau perusahaan yang mengelola ini tidak bermasalah. Selain itu, masyarakat juga bisa mengelola sendiri investasi pohonnya.
"Menanam pohon itu nggak ada risikonya. Tinggal menyiram saja. Yang risiko itu ya pengurusnya. Cek pengurusnya benar apa tidak," tutur Rizon.

Menurutnya berinvestasi pohon sengon di Bengkulu sangat menguntungkan dibandingkan dengan wilayah lainnya karena selain daerahnya subur juga potensi lahannya juga cukup banyak. Selain itu, menanam pohon merupakan kegiatan investasi yang terbarukan, artinya tak akan habis proses siklusnya. Sedangkan investasi mineral seperti pertambangan ada batas habisnya.
"Investasi yang lain kalah semua, emas dan batubara diambil habis," ungkapnya.

Bahkan pihaknya telah melakukan proyek penanaman pohon di dua kabupaten yaitu Seluma dan Bengkulu Utara untuk melakukan budidaya kayu. Budidaya kayu yang dilakukan yaitu, Kayu Bawang dan Kayu Durian Bentara dengan total luas lahan mencapai 10 hektar. Proyek ini selain untuk meningkatkan investasi sektor kehutanan juga bertujuan untuk merehabilitasi lahan kritis yang didapati dari masukan masyarakat setempat, baik berada di kawasan hutan lindung maupun hutan produksi yang ada. 
"Selain itu, kegiatan ini juga ikut mempromosikan pengelolaan hutan lestari, konservasi hutan serta mendorong perdagangan produk kayu dan tanaman hutan lainnya secara transparan dan legal. Selain itu, kegiatan ini diharapkan kegiatan taraf hidup masyarakat lebih baik lagi," ujarnya.

Pakar Ekonomi Bengkulu, Dr Ahmad Badawi Saluy MM mengatakan, investasi di sektor tanaman kayu harus terus dikembangkan di Bengkulu, karena selama ini orang hanya melihat hutan dari sisi full value atau nilai dari kegiatan komersial melalui pengolahan kayu, padahal hutan memiliki value lain dari nonkayu dan jasa yang belum dikembangkan. Untuk mengembangkan sektor kehutanan secara berkelanjutan, perlunya sinergi pengelolaan berbagai potensi hutan yang mencakup aspek produk (kayu, non kayu, jamur, buah), aspek ekologi (pelindung tanah, penyimpan air), serta aspek pariwisata (hutan sebagai tempat rekreasi).
"Manajemen hutan secara berkelanjutan juga memerlukan peran aktif dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan, para ahli lingkungan sebagai pemerhati upaya pelestarian hutan, sosiolog sebagai pemerhati pengaruh kebijakan sektor hutan bagi masyarakat, dan ekonom sebagai pemerhati market value yang harus dikembangkan dari sektor hutan," tutupnya.

Komentar Via Facebook :