https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Tantangan PSR Tiga Tahun Terakhir

Tantangan PSR Tiga Tahun Terakhir

Foto: petani tengah memanen sawit/Gatra


Pekanbaru, Elaeis.co - Direktorat Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Kementerian Pertanian RI membeberkan berbagai tantangan implementasi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Menurut Dirjenbun, tantangan yang kerap dihadapi di tiga tahun terakhir legalitas lahan yang belum jelas hingga bersengketa dengan pemegang HGU.

"Masih banyak SHM yang belum bersertifikat. Nah, hal ini sudah sering terjadi di daerah sentral kelapa sawit," kata Mula Putra, perwakilan Dirjenbun dalam wabinar yang ditengok Elaeis.co, Selasa (31/8).

Persoalan lahan ini, kata Mula, beragam, ada yang berada dalam kawasan hutan, dan terindikasi tumpang tindih dengan kawasan HGU. Namun lahan itu juga kebanyakan memiliki hak atas tanah (SHM). Bahkan terbitnya SHM lebih dulu sebelum penunjukan kawasan.

"Inilah yang membikin terus bersengketa. Tentu kalau tidak punya legalitas SHM yang jelas, proses untuk mengambil dana PSR dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sulit," kata dia.

Sementara tantangan lainnya yang kerap dihadapi kurangnya dukungan dari stakeholder. Hingga saat ini belum semua perusahaan perkebunan kelapa sawit mengambil peran di PSR.

Peran asosiasi pekebun sawit untuk mendorong anggotanya ikut program PSR juga kurang. Hal ini kata Mula ditenggarai masih produktifnya hasil kebun dan tren harga cenderung stabil.

"Jadi, kalau hasil kebun masih stabil dan harga juga masih bangus, pekebun memang kurang minat ikut PSR. Sebab, banyak petani yang menggantungkan pendapatannya dari hasil sawit. Kalau ikut PSR, hilang pendapatan mereka. Apalagi pekebun masih memiliki pinjaman Bank, sehingga ada kendala akses dana lanjutan," kata dia.

Kendati begitu kata Mula, pihaknya akan terus mendorong petani khususnya swadaya agar dapat dengan mudah mengakses dana Rp30 juta per hektare dari BPDPKS itu, namun tidak mengurangi tata kelola pengeluaran dana.

"Perlu saya sampaikan, target PSR tiga tahun terakhir seluas 540 ribu hektare. Setiap tahunnya, ditargetkan 180 ribu hektare. Potensi itu yang paling luas di pulau Sumatera, hanya sedikit di pulau Kalimantan," kata dia.

Komentar Via Facebook :