Berita / Internasional /
Tantangan Sawit Berkelanjutan Internasional di Mata Peneliti SPOS
Pekanbaru, Elaeis.co - Selain adanya tantangan di aras mikro, perkembangan kelapa sawit Indonesia juga dihadapkan dengan tantangan kelapa sawit berkelanjutan di aras makro. Yakni pasar global Internasional.
Tentu tantangan-tantangan ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah Indonesia untuk menjaga agar Indonesia tetap menjadi eksportir terbesar CPO dunia.
Menurut Peneliti SPOS dari Universitas IPB, Arya Hadi Dharmawan tantangan keberlanjutan kelapa sawit internasional salah satunya adalah kredibilitas atau sustainability standard ISPO. Kredebilitas ini menjadi tantangan serius khususnya di tata kelola perkebunan kelapa sawit.
"Ada juga proses pengambilan keputusan guna menjamin sustainability standard ISPO juga menjadi tantangan kelapa sawit berkelanjutan ini. Implementasi sertifikasi ISPO masih akan mengalami banyak kendala secara struktural dan kultural. Khsusunya di dalam ruang - ruang pengambilan keputusan, kataya.
Hal tersebut juga berkaitan dengan belum kokohnya otoritas dalam peramuan dan penyajian atau pengorkestrasi sustainability standard ISPO karena kewenangannya tersebar. Menurut Arya terdapat kekosongan otoritas dengan kekuatan dominan yang mampu menggerakkan berbagai aktor dan sektor pengambilan keputusan.
Berdasarkan beberapa point tantangan tadi, Arya menyaran pemerintah kudu mengambil kebijakan yang terarah. Misalnya Institutional Policy yang mendorong penguatan kelembagaan, melalui pengukuhan sebuah coordinating authority (koordinasi kewenangan) yang mampu mengorkestrasi dengan baik dan mampu menerobos overlapping agencies' jurisdiction yang melekat pada para pengambil keputusan di berbagai hierarki dan sektor dimana mereka terikat kuat pada masing-masing fegulstory system secara ketat.
"Governance Policy kemudian merealisasikan segera kebijakan tata kelola. Ini dilakukan melalui implementasi standar keberlanjutan ISPO untuk meyakinkan dan mengamankan akses pasar (to secure International market) di kawasan European Union.
Kemudian Action Plan Policy yakni menguatkan rencana aksi implementasi ISPO di berbagai level di dalam negeri terutama secara nasional, daerah, dan lokal yang Outcome-nya akan meyakinkan pasar internasional bahwa sawit Indonesia tunduk pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
"Lalu pemerintah perlu fokus pada Diplomatic Policy menguatkan komunikasi diplomasi sawit ditingkat Internasional untuk memperkenalkan, mempromosikan dan meyakinkan ISPO sebagai standar sustainablity untuk sawit yang kredibel," tandasnya.
Komentar Via Facebook :