https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Teknik Pengendalian Gulma di Kebun Sawit Dikenalkan ke Calon Planter

Teknik Pengendalian Gulma di Kebun Sawit Dikenalkan ke Calon Planter

Karyawan PT BSP dan mahasiswa PKL Unimal usai kegiatan penyemprotan gulma. foto: Humas Unimal


Kisaran, elaeis.co - Lima mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh (unimal) Lhokseumawe, Aceh, mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Bakrie Sumatera Plantation (BSP) Tbk.

Para mahasiswa dengan konsentrasi ilmu Hama Penyakit Tanaman dan Agronomi itu menjajal langsung aktivitas perawatan kebun sawit perusahaan yang berlokasi di Jalan Besar Air Joman, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Mahasiswa tersebut akan mengikuti kegiatan PKL di PT BSP selama satu bulan penuh. Di akhir pelaksanaan, mereka semua diwajibkan untuk melaporkan kegiatan mingguan dan membuat laporan pelaksanaan PKL yang sudah diikuti.

Salah satu mahasiswa PKL, Dini Seprika mengatakan, salah satu materi yang sudah mereka praktikkan langsung di PT BSP adalah pengendalian gulma. "Kegiatan ini dilaksanakan untuk menambah pengetahuan perihal spraying atau penyemprotan di areal kelapa sawit dengan alat semprot," jelasnya lewat keterangan resmi Humas Unimal.

Menurutnya, perusahaan itu menggunakan cairan racun docomint untuk mengendalikan gulma yang berdaun lebar dengan dosis 19ml/hektare dan racun lang untuk mengendalikan gulma berdaun sempit dengan dosis 350ml/hektare. Gulma yang telah disemprot diperkirakan akan mati dalam waktu kurang lebih satu minggu setelah penyemprotan.

"Saat praktik di lapangan kami didampingi asisten lapangan dan mandor spraying. Mereka menjelaskan langsung tentang cara menggunakan alat dan tata cara penyemprotan yang baik menurut SOP perusahaan," ungkapnya.

"Kegiatan ini cukup menarik karena selain diberikan materi-materi yang bermanfaat, kami juga diberi kesempatan langsung ikut ke lapangan yang membuat kami lebih mengerti perihal spraying,” imbuhnya.

Mahasiswa lain, Syabina Rahmadani mengatakan, PKL itu juga memberikan pengetahuan tambahan perihal jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan pengendalian gulma.

"Pada kegiatan itu satu pekerja mampu mengerjakan penyemprotan dengan luas tiga hektare. Jadi, jika dalam satu blok ada 19 hektare, maka dibutuhkan 6 sampai 7 pekerja untuk melakukan penyemprotan," paparnya.
 

Komentar Via Facebook :