Berita / Bisnis /
Tentang Curhat Sahat Sinaga di Bukber GAPKI Itu
Jakarta, elaeis.co - Meski sudah didesak oleh waktu berbuka puasa yang telah mepet, lelaki 75 tahun ini tetap tenang berdiri di podium yang ada di panggung Ballroom A, Ayana Midplaza Jakarta itu, tadi malam.
Kebetulan ayah tiga anak ini didapuk untuk cerita soal perkembangan terkini perkelapasawitan Indonesia pada acara buka bersama (bukber) Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) itu.
Sayang, balutan jas cream lembut ditubuh jebolan teknik kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) '73 ini tak mampu menghilangkan buram di wajahnya. Buram oleh betapa rumitnya persoalan di industri perkelapasawitan saat ini, khususnya di sektor minyak goreng (migor).
"Di sinilah saya bilang kalau pemerintah kita enggak mengerti bisnis," suara Sahat Sinaga datar. "Kenapa saya bilang begitu, lantaran dalam dua bulan, ada 12 regulasi yang muncul dan sebetulnya saya sudah sampaikan resiko yang akan dihadapi atas regulasi itu," tambahnya.
Mestinya kata Sahat masalah enggak akan rumit kalau pemerintah memberlakukan mekanisme pasar dan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi yang tidak mampu membeli migor dengan harga pasar.
"Di Malaysia pola semacam itu berjalan. Mekanisme pasar, per 5 kilogram migor dihargai USD41, tapi masyarakat cukup membeli seharga RM30. Yang semacam ini bisa berlaku di sana lantaran mereka jujur, kalau di sini dilakukan, semua pada nipu. Sebab kita suka yang gelap, kita tidak suka yang terang sebab di gelap itulah kita bisa bermain," Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) ini nyengir mengatakan itu.
Pada 13 maret 2022 kata Sahat, DMSI sudah melayangkan surat kepada presiden. Isinya adalah permohononan agar industri jangan dikasi subsidi. "Sebab tak ada industri yang suka subsidi. ribet," katanya.
Sahat tak melanjutkan apakah surat itu mendapat tanggapan atau tidak. Sebab bedug berbuka sudah tiba dan sambil nyengir, Sahat turun dari podium untuk bergabung di meja yang sudah di jejali oleh Ketua Harian Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan, Ketua Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN), Rapolo Hutabarat, Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono dan Ketua Umum GAPKI, Joko Supriyono.
Komentar Via Facebook :