Berita / Nusantara /
Tentang Kemunduran Sawit di Aceh
Aceh, Elaeis.co - Jika melihat kembali sejarah perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia, Aceh merupakan salah satu daerah setelah Sumatera Utara menjadi pioneer-nya.
Sebab, sejarah sawit komersial di daerah berjuluk Serambi Mekah itu sudah dimulai pada tahun 1911, tepatnya di kebun Sungai Liput, Aceh Tamiang.
Nah, dari Sungai Liput inilah komersial sawit menyebar ke wilayah Aceh lainnya.
"Aceh memiliki sejarah tentang sawit. Bahkan, sebelum Indonesia merdeka Aceh sudah memproduksi CPO sama seperti Sumatera Utara. Begitu juga di sektor perkebunan, PT Socfin Indonesia (Socfindo) sudah lebih dulu buka kebun sawit pertama di Aceh dan Sumatera Utara," ujar Sekretaris DPW Apkasindo Aceh, Fadli Ali saat berbincang dengan Elaeis.co melalui telepon seluler, Senin (10/1).
Kendati begitu, hingga kini Provinsi Aceh belum memiliki pelabuhan khusus minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Minyak sawit dari Aceh selalu mendarat di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara.
Padahal, jika melihat geografis laut, Aceh lebih dekat ke negara-negara konsumen minyak sawit Indonesia. Seperti India, Cina, dan Timur Tengah.
Persoalan pelabuhan itu pula yang membikin harga sawit di Aceh selama ini lebih rendah dari provinsi lain. Sebab, jarak pabrik dengan pelabuhan ekspor Belawan jauh. Sehingga komponen dalam penetapan harga dari Dinas memasukkan biaya angkut rata-rata Rp440/kg.
"Jadi, apa yang diekspor pemerintah Aceh selama ini saya enggak tahu. Karena yang paling logis untuk di ekspor dari Aceh selain kopi ya CPO," kata Fadli.
"Di Aceh ini masih ada 'peternakan' bodoh. Bodohnya di pelihara. Kalau ekspor CPO tidak dipikirkan, ngapain kita berbicara ekspor komoditi seperti kelapa dan lainnya yang lebih enggak logis lagi," tambahnya.
Soalnya, ekspor komoditi yang ketersediaannya sudah terjamin saja tidak terpikir oleh pemerintah daerah. Pemerintah Aceh seakan tidak bersungguh-sungguh memajukan komoditas sawit.
"Kalau sektor sawit saja tidak sungguh-sungguh, sektor yang lain-lain itu tidak usah berharap. Kalau tadi pemerintah ingin sektor sawit di Aceh makin maju, mestinya dibikin pelabuhan ekspor CPO, seperti di Pelabuhan Krueng Geukueh Aceh Utara misalnya, atau pelabuhan lain yang bisa dikembangkan pemerintah di Barat Selatan," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :