Berita / Sumatera /
Tertipu, Sarjana Pertanian Ini Terpaksa Rawat Sawit Marilesnya
Bandar Lampung, Elaeis.co - Bukan main kesalnya Alex Afero. Setelah sawitnya berbuah, barulah ketahuan kalau yang dia tanam merupakan bibit Mariles.
"Saya tanam tahun 2005, saya pikir bibit unggul. Tapi beberapa tahun kemudian baru saya tahu kalau itu bibit Mariles," kata petani sawit di Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung, itu kepada Elaeis.co, Senin (8/11/2021).
Mariles adalah akronim dari Marihat leles, istilah yang biasa dipakai untuk kecambah palsu. Penjual bibit palsu ini mengklaim dagangannya merupakan produksi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat, Simalungun, Sumatera Utara. Padahal sebenarnya adalah kecambah yang dileles atau dikutip dari jalanan. Nama lain untuk bibit abal-abal ini adalah Marjal alias Marihat jalanan.
"Dulu ternyata saya kena tipu agen Marjal saat beli bibitnya. Makanya saya benci sekali dengan agen Marjal," kata sarjana Pertanian lulusan Fakultas Pertanian Universitas Wangsa Manggala Jogjakarta ini.
Karena nasi sudah menjadi bubur, Alex Afero tak punya pilihan kecuali memelihara sawitnya. Sebagai seorang sarjana pertanian dan berasal dari keluarga petani, dia tak mau menyerah.
"Saya rawat sawit dari kecambah Mariles itu dengan baik. Tak mungkin ditebang semua karena banyak yang sudah berbuah," kata Alex.
Ada juga yang menyarankan dia menebang sawitnya dan mengganti dengan bibit unggul asli. "Tapi apa iya sawit yang sudah besar dan menghasilkan harus saya tebang dan mengulang semuanya kembali dari nol? Sedangkan harga buah sawit abal-abal di tempat saya sama saja dengan sawit unggul," tukasnya.
"Tapi saya sadar sawit varietas unggul tetap lebih bagus dari yang asalan. Makanya kebun yang lain saya tanami bibit sawit unggul dan bersertifikat," tambahnya.
Menurutnya, kesadaran petani sawit di Lampung untuk menanam sawit unggul baru tumbuh beberapa tahun terakhir. "Di Lampung umumnya sawit yang ditanam adalah abal-abal atau kecambah Mariles," kata dia.
Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Lampung, Abdul Simanjuntak, mengatakan, di era 1990-an sangat sulit mendapatkan bibit dari PPKS. Padahal saat itu PPKS merupakan satu-satunya produsen benih sawit berkualitas.
Sejumlah pedagang dari Medan lalu datang menawarkan kecambah dan bibit yang belakangan dijuluki Mariles. Ternyata itu adalah sawit Dura, bukan Tenera. Cangkangnya tebal dan rendemennya rendah.
Komentar Via Facebook :