Berita / Bisnis /
Terus Tumbuh, 6 Juta Investor Cari Cuan di BEI
Jakarta, Elaeis.co - Lesunya berbagai sektor usaha akibat pandemi Covid-19 seolah membuka jalan bagi masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di bursa saham. Ini terlihat dari pertumbuhan jumlah investor untuk seluruh bidang di pasar modal Indonesia.
Setelah 44 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, tercatat sudah 6.100.525 investor yang menanamkan modalnya di bursa saham.
"Pencapaian ini mengukir rekor tertinggi sepanjang sejarah dan menjadi persembahan bagi 44 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia," kata Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi, dalam keterangan resmi yang diterima Elaeis.co, Kamis (2/9/2021).
Ia menyebutkan, 6 juta lebih investor itu merupakan gabungan dari investor saham, reksadana, obligasi, dan lainnya. Pihaknya mencatat, mulai Januari sampai 31 Agutus 2021, jumlah SID baru untuk pasar modal mencapai 2.219.712, meningkat hampir 2 kali lipat dari pencapaian tahun lalu. "Sehingga total investor pasar modal saat ini adalah 6.100.525 investor," kata Inarno.
Ia memastikan fokus Self Regulatory Organization (SRO) yang terdiri dari BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengakselerasi transformasi digital pada tahun 2019 dan 2020, telah berdampak positif bagi terciptanya tonggak baru pencapaian pasar modal Indonesia tersebut.
Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menyebutkan, peningkatan jumlah investor baru juga diikuti dengan meningkatnya aktivitas investor. Kata dia, seluruh indikator per Agustus 2021 menunjukkan bahwa aktivitas investor meningkat.
Pihaknya mencatat rata-rata investor aktif per hari dua kali lipat menjadi 198.858 dari 94.704 SID, dan rata-rata investor aktif per bulan turut meningkat 2,2 kali lipat menjadi menjadi 641.442 dari 293.886 SID.
Yang menarik, menurut Hasan, pertumbuhan jumlah investor tidak melulu terpusat di Pulau Jawa, melainkan sudah tersebar ke berbagai pulau di Indonesia.
Berdasarkan data per Juli 2021, Hasan mengatakan, konsentrasi investor di pulau Jawa berkurang menjadi 69 persen dari tiga tahun sebelumnya atau di tahun 2018 yang mencapai 74 persen. Komposisi investor juga semakin bergerak ke usia muda, karena sekitar 80% investor di pasar modal merupakan milenial dan gen z.
Pihaknya menilai pertumbuhan pesat jumlah SID ini bukan kebetulan, melainkan kolaborasi Self Regulatory Organization (SRO) yang terdiri dari BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemangku kepentingan edukasi pasar modal di seluruh Indonesia setiap tahun.
“Adaptasi ke format edukasi digital juga dilakukan dengan cepat sebagai respon atas kondisi pandemi sekaligus sebagai upaya perlindungan investor,” ujar Hasan.
Tahun lalu saja pihaknya mencatat ada 8.997 kegiatan edukasi. Sementara dari Januari sampai Juli 2021, pihaknya menggelar 3.991 kegiatan literasi, inklusi, aktivasi, dan pendalaman pasar modal yang dilakukan dalam kelas tatap muka serta kelas daring dengan total 600.622 peserta. Lalu, per Agustus lalu ada 22 perusahaan efek anggota bursa telah menerapkan program simplifikasi pembukaan rekening efek.
"Ini adalah program yang dirintis OJK, SRO, dan stakeholders pasar modal Indonesia sejak tahun 2018 dan diluncurkan pada tahun berikutnya yaitu di 2019," kata Hasan.
Komentar Via Facebook :