https://www.elaeis.co

Berita / PSR /

Tiga Hal Ini Bikin Petani Bengkulu Enggan Replanting Sawit

Tiga Hal Ini Bikin Petani Bengkulu Enggan Replanting Sawit

Ilustrasi/peremajaan kebun kelapa sawit. (Foto: Asian Agri)


Bengkulu, elaeis.co - Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak henti-hentinya mendorong agar petani mengikuti program peremajaan sawit rakyat (PSR) untuk menjaga produktivitas kebun kelapa sawit. Namun peminat program ini masih minim di daerah tersebut.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan mengatakan, ada beberapa alasan yang membikin petani masih enggan mengikuti program PSR.

Seperti, legalitas lahan yang wajib bersertifikat menjadi syarat mutlak. Lalu, bantuan dana dari BPDPKS yang hanya Rp30 juta per hektare, serta mata pencarian lain dari petani tidak ada semasa kebun diremajakan.

"Nah, hal-hal itu lah yang membikin petani enggan mengikuti program PSR. Namun pemerintah juga terus mencari solusi untuk menyelesaikan semua persoalan itu. Di antaranya membuat regulasi agar bekerjasama dengan KUD atau mempermudah pengajuan pinjaman ke perbankan," kata Ricky saat berbincang dengan elaeis.co, Senin (29/8).

Tujuan itu semua kata Ricky, karena rata-rata kebun kelapa sawit di Bengkulu saat ini sudah masuk katagori harus dilakukan peremajaan lantaran usia tanaman sudah 25 tahun ke atas.

Jika sudah diremajakan, produktivitas sawit dipastikan bakal kembali bersinar dan otomatis pendapatan petani juga lebih meningkat. Apalagi sawit termasuk komoditas yang paling dicari di pasar global. 

"Kelapa sawit menjadi sektor perkebunan yang sangat menjanjikan di masa datang, jadi bagi yang tanaman kebunnya sudah  tua, segera lah diremajakan," ujarnya.

Sebagai bukti setelah melakukan peremajaan hasil kebun makin baik, lima ribu hektare kebun kelapa sawit di Bengkulu yang mengikuti program PSR 2019 lalu saat ini sudah menikmati hasil produktivitas lebih meningkat dibanding sebelum replanting.

"Memang, dari sekian puluh ribu hektare kebun kelapa sawit di Bengkulu, baru sekitar 5 ribu hektare yang telah melakukan peremajaan. Dan hasilnya saat ini, cukup signifikan. Maka itu kita terus mendorong petani agar melakukan peremajaan," tuturnya.

Komentar Via Facebook :