Berita / Nusantara /
Tingkatkan Produksi, Petani Diajak Gunakan Pupuk Hayati Mikroba
Pekanbaru, elaeis.co - Peneliti mikrobiologi tanah, Dr Lukman Gunarto, mengajak petani sawit menggunakan pupuk hayati mikroba hasil pengembangan dengan teknologi Agricultural Growth Promoting Inoculant (AGPI).
Menurut peneliti di Balai Besar Litbang Pertanian itu, pupuk hayati mikroba dihasilkan dari riset yang berlangsung selama 13 tahun. "Teknologi AGPI diriset tahun 1985 dan mulai dipasarkan 1998. Jadi memerlukan waktu 13 tahun dari riset sampai dijual," ungkapnya kepada elaeis.co, kemarin.
Dia mengklaim pupuk hayati mikroba sukses diaplikasikan di perkebunan kelapa sawit di Riau, Sumatera Utara, Bengkulu, dan Kalimantan. "Dulu pernah booming di pasaran. Pasalnya pertumbuhan buahnya sangat cepat, tandan buah relatif besar," sebutnya.
"Ketika diaplikasikan di pohon sawit, hasilnya meningkat, jadwal panen makin cepat, dan siklus pohon sawit kembali berbuah juga demikian. Estimasi 10 hari kemudian sudah bisa dipanen," peneliti senior di IRRI (International Rice Research Institute) Filipina ini menambahkan.
Menurutnya, pengaplikasian pupuk hayati terbilang mudah, cukup disemprotkan ke tanah sampai pangkal batang sawit. Penyemprotan sebaiknya dilakukan ketika awal musim hujan dan akhir musim hujan. “Pada prinsipnya diaplikasikan ke tanah dalam keadaan basah dan lembab, dan cukup 2 kali pemupukan per tahun,” jelasnya.
Kebutuhan pupuk hanya 20 liter untuk 1 kali pemupukan per hektar lahan sawit. "Pemupukan akan memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah sehingga struktur dan testur tanah menjadi serasi dan sehat," tukasnya.
"Keunggulan pupuk hayati ini, bisa menghemat pupuk kimia, kompos atau kandang sampai dengan 50 persen," tambahnya.
Pupuk hayati mikroba juga sudah dipakai di lahan replanting sawit. Ketika pohon sawit usia 2,5 tahun atau sudah mulai belajar berbuah, pupuk hayati mikroba sudah bisa disemprotkan.
"Tandan buah sawit relatif lebih besar dan penampilan tanaman lebih sehat dan segar. Pupuk ini juga mengurangi timbulnya gulma, masa produktif tanaman menjadi lebih panjang, mencegah pestisida dengan residu sampai zero persen,” pungkasnya.
Komentar Via Facebook :