Berita / Sumatera /
Toke Sawit juga Keluhkan Musim Trek: Dulu 20 Ton Sehari, Sekarang Cuma 7 Ton
Pekanbaru, elaeis.co - Musim trek ternyata tak hanya berpengaruh pada pendapatan petani kelapa sawit yang makin minim. Para toke sawit juga ikut mengeluh karena kondisi itu.
Eko Asmoro, salah seorang toke sawit di Trans SKP-C, Desa Pasir Utama, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, mengaku pendapatannya menurun drastis sejak musim trek yang sudah terjadi sebulan terakhir.
"Ampun, jauh kali muatan. Dulu bisa 20 sampai 30 ton sehari, sekarang cuma 7 ton. Paling 1 mobil yang berangkat, itu pun gak penuh," kata Eko kepada elaeis.co, Senin (27/2).
Tak cuma toke, musim trek juga menyebabkan pendapatan dari sopir truk TBS ikut merosot. Yang mana rata-rata pendapatan sopir itu dihitung berdasarkan banyaknya muatan sawit yang dibawanya.
"Kita gak ada gaji pokok, pendapatan kita ya dari hitungan trip (angkutan). Kalau banyak trip, banyak dapat. Kalau sedikit kayak sekarang yang sedikit lah," kata Adi, salah seorang sopir truk TBS di desa tersebut.
"Biasanya 2 sampai 3 trip sehari, itu lumayan kita dapat. Kalau sekarang ini, paling cuma 1 trip, itu pun kadang gantung, gak penuh, jadi kita tambah ke trip yang besok. Kalau gitu ya gak ada gaji kita," tambahnya.
Musim trek, atau masa di mana produktivitas kebun sawit menurun secara drastis ini, memang kerap terjadi setiap tahunnya. Setidaknya kondisi ini berlangsung selama 3 hingga 4 bulan.
Komentar Via Facebook :