https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Tol Trans Sumatera Diyakini Jadi Magnet Bagi Investor Sawit

Tol Trans Sumatera Diyakini Jadi Magnet Bagi Investor Sawit

Suasana pertemuan membahas kelanjutan proyek jalan tol trans Sumatera di Medan. Foto: Pemprov Sumut


Medan, elaeis.co - Utusan dari empat provinsi penghasil sawit kumpul di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Selain Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajecshah selaku tuan rumah, juga hadir Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Wakil Gubernur Jambi H Abdullah Sani, serta pejabat dari Riau.

Mereka menghadiri Rapat Koordinasi Regional I Penguatan Kontribusi Daerah dalam Penuntasan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) bersama Asisten Deputi (Asdep) Strategi dan Kebijakan Percepatan Investasi Kemenko Marves Ferry Akbar Pasaribu. 

Dari keterangan resmi yang diterima elaeis.co, Selasa (26/4/2022) malam, di pertemuan itu dibahas rencana pembangunan JTTS tahap ketiga yang menghubungkan Aceh, Sumut, dan Riau sepanjang 650 km.

Musa sangat berharap pemerintah pusat memprioritaskan pembangunan JTTS tahap ketiga karena proyek itu akan menciptakan efek domino terhadap industri sawit.

Dengan pembangunan jalan tol yang menyambung dari Rantauprapat di Sumut ke Dumai di Riau, maka dia yakin investor akan lebih tertarik berinvestasi.

"Dumai adalah salah satu daerah produsen terbesar kelapa sawit. Sementara Sumut memiliki Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei sebagai pelabuhan terbesar di Pulau Sumatera dan Bandara Kualanamu yang menjadi bandara hub di Sumatera. Ini akan membantu peningkatan ekonomi," katanya dalam pertemuan itu.

"Artinya ketika Dumai-Rantauprapat itu selesai, maka Aceh dan Jambi juga akan merasakan dampaknya. Orang yang lalu lalang akan semakin banyak,” tambahnya.

Menurutnya, jika JTTS selesai dibangun, maka transportasi minyak sawit mentah atau CPO menjadi lebih murah dan efesien.

"Belakangan ini kita heboh karena harga minyak goreng mahal. Ketika biaya produksi dipangkas, maka harga juga murah. Makanya saya bilang ini sangat membantu kita,” tukasnya.

Sementara itu, Ferry Akbar mendorong provinsi-provinsi di Sumatera lebih kuat menyuarakan harapannya ke pemerintah pusat.
 
"Kalau perlu, berikan opsi ke pusat. Kalau hanya mengandalkan APBN, berat. Dibutuhkan kreativitas dari provinsi agar investor tertarik masuk," ujarnya.

Mekanisme paling memungkinkan, tambahnya adalah kombinasi pemerintah dengan swasta. 

"Apakah itu lokal, BUMN, non BUMN atau internasional. Makanya Konjen Jepang dan Singapura kami undang ikut rapat agar mereka melihat dan siapa tahu tertarik untuk berinvestasi," katanya.

 

Komentar Via Facebook :