https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Transmigrasi Bukan Beban Daerah Tujuan, tapi Pemacu Pertumbuhan Ekonomi

Transmigrasi Bukan Beban Daerah Tujuan, tapi Pemacu Pertumbuhan Ekonomi

Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, menerima piagam penghargaan dari Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar. foto: ist.


Kubu Raya, elaeis.co - Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat, Muda Mahendrawan, menerima piagam penghargaan dari Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia sebagai Kepala Daerah yang Mendukung Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi dengan Indeks Perkembangan Kawasan Transmigrasi Status Mandiri. 

Piagam penghargaan diserahkan secara langsung oleh Menteri Abdul Halim Iskandar pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Transmigrasi Tahun 2023 di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Selasa (16/5).

“Tentu penghargaan ini kita apresiasi dan yang terpenting adalah apa yang sudah dilakukan dan berjalan selama ini terus berlangsung dengan baik,” kata Muda melalui keterangan resmi Humas Kubu Raya, Rabu (17/5).

Muda menilai program transmigrasi sangat positif dalam membangun daerah dan menyejahterakan masyarakat. Karena itu, ia mengajak semua pihak untuk memandang transmigrasi dengan perspektif yang positif. Sebab menurutnya, telah banyak bukti berbagai daerah di Indonesia bisa berkembang dan maju dikarenakan adanya program transmigrasi.  

“Persepsi kita terhadap transmigrasi harus diluruskan. Karena justru transmigrasi itu memantik daerah untuk berkembang dengan baik. Bisa dilihat bukti-bukti di berbagai daerah di Indonesia yang bahkan mampu menjadi kabupaten sendiri, misalnya sejumlah daerah di Sumatra,” sebutnya.

Dia menilai transmigrasi sangat strategis dalam menekan kesenjangan karena dapat mengurangi penumpukan penduduk khususnya di pulau Jawa. Trasmigrasi, menurutnya, merupakan solusi untuk memberdayakan masyarakat. 

“Jadi transmigrasi tidak membebani, tapi justru memberdayakan dan membuat masyarakat menjadi produktif. Beberapa kabupaten di Kalimantan Barat luar biasa perkembangannya dengan adanya transmigrasi,” terangnya. 

Muda menegaskan bahwa transmigrasi sangat berkontribusi dalam memacu pertumbuhan ekonomi di suatu daerah berkat berkembangnya sentra pertanian dan perkebunan. Ia menyebut Kubu Raya dapat menjadi contoh di mana ekonomi bertumbuh merata dan berkualitas di seluruh wilayah. 

“Dan desa transmigrasi termasuk yang berkontribusi dan hasilnya pertumbuhan ekonomi di Kubu Raya hari ini mencapai 5,48 persen, menjadi yang tertinggi di Kalimantan Barat. Termasuk Indeks Pembangunan Manusia juga tertinggi di antara semua kabupaten di Kalbar. Artinya apa? Bahwa sumber daya manusia yang ada di daerah transmigrasi, anak-anak mereka semua, termasuk baik di dalam proses pendidikan dan kualitas kesehatannya,” jelasnya.

Terkait capaian tersebut, Muda menyatakan pihaknya terus memperkuat pelayanan di semua wilayah. Hal itu dilakukan dengan pola-pola yang sangat terukur karena Pemerintah Kabupaten Kubu Raya telah menerapkan sistem informasi data berbasis geospasial di mana semua data dan informasi disajikan dalam bentuk nama, alamat, lokasi, posisi koordinat, dan informasi berbasis peta ruang kebumian. Sehingga lebih faktual, akurat, terpadu, dan langsung dari sumbernya.

“Itulah yang mempermudah kita di dalam melakukan upaya-upaya peningkatan. Hari ini penghargaan Indeks Perkembangan Kawasan Transmigrasi dengan status mandiri ini karena rata-rata desa transmigrasi maupun penempatan-penempatan sejak 1969 itu sudah jauh berkembang. Apalagi kalau melihat Rasau Jaya, Kubu, Batu Ampar, Sungai Raya, dan Sungai Kakap sudah menjadi kota dalam hal hubungan perdagangan dan sebagainya,” terangnya. 

Muda menuturkan, program transmigrasi di Kubu Raya sendiri telah berlangsung sejak tahun 1969 silam di Kecamatan Rasau Jaya. Program transmigrasi tersebut kemudian berkembang di sejumlah kecamatan lainnya seperti Kubu, Batu Ampar, Teluk Pakedai, Sungai Ambawang, Sungai Raya, dan Sungai Kakap. Ia mengungkapkan ada sekitar 50 desa yang terdapat beberapa program transmigrasi. Sementara yang terkait langsung dengan program desa transmigran ada sekitar 36 desa dan semuanya menunjukkan perkembangan yang pesat. 

“Di mana kita melihat ekonomi yang berputar sudah sangat cepat komoditas-komoditasnya, baik itu hortikultura maupun kebun-kebun kelapa dalam dan kelapa hibrida. Dan juga sudah menghasilkan olahan gula, kemudian juga perkebunan kelapa sawit yang bermitra dengan perusahaan maupun mandiri. Juga perikanan, tidak kalah juga itu sumber pangan selain padi dan sebagainya. UMKM juga berkembang,” tutupnya.
 

Komentar Via Facebook :