https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Truk Pengangkut Sawit Dilarang Beli Solar Subsidi, Petani Jadi Korban, Kok Bisa?

Truk Pengangkut Sawit Dilarang Beli Solar Subsidi, Petani Jadi Korban, Kok Bisa?

Truk pengangkut TBS di Bengkulu. Foto: Dirgantara


Bengkulu, elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani di Provinsi Bengkulu masih tergolong rendah di tingkat pengepul.

Kini harganya rata-rata hanya dibandrol Rp1.750 per kilogram.  Hal ini disebabkan karena pengepul menurunkan harga sebesar Rp 400 per kilogram. Penurunan harga ini disebabkan karena larangan truk angkutan kelapa sawit membeli BBM subsidi jenis solar.

"Sejak pemerintah melarang kendaraan jenis dump truk mengisi solar subsidi di SPBU, kami harus menurunkan harga TBS petani Rp 400 per kilogram. Saat ini kami membeli TBS tingkat petani hanya Rp 1.650 hingga Rp 1.750 per kilogram," kata salah satu pengepul TBS sawit di Bengkulu, Berlian Saputra kepada elaeis.co, Selasa (8/8).

Padahal sebelum ada aturan itu, lanjutnya, pengepul sawit di Bengkulu membeli TBS petani masih di angka Rp 1.900 per kilogram. Namun karena harga Dexlite di Bengkulu saat ini telah mencapai Rp 13.500 per liter, kata Berlian, maka tidak mungkin membeli TBS sesuai harga ketetapan pemerintah.

"Kalau biasanya perbedaan harga di kita dengan pabrik hanya Rp 200 per kilogram, sekarang naik Rp 400 hingga Rp 500 per kilogram," kata Berlian.

Berlian berharap, agar aturan yang sangat memberatkan para pemilik kendaraan angkutan sawit dapat dipermudah. Sebab larangan pembelian BBM bersubsidi tidak hanya berdampak ke bisnis sektor sawit, namun juga ke petani.

"Harusnya ada pembeda mana pemilik mobil punya perusahaan, mana pemilik pribadi, jadi kami juga bisa terbantu," tutupnya.

Sementara itu Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Bengkulu, Jakfar juga mengaku, larangan pembelian BBM subsidi ini sangat berdampak pada harga TBS sawit di Bengkulu.

"Mestinya pemerintah tidak memberlakukan larangan tersebut. Sebab berdampak terhadap harga TBS tingkat petani," kata Jakfar.

 

Kendati begitu, Jakfar menyarankan agar petani langsung menjual hasil TBS ke pabrik sawit. "Jual saja langsung ke pabrik. Kalau ke pengepul, kan harganya murah. Jadi langsung saja ke pabrik," kata dia.

Komentar Via Facebook :