Berita / Iptek /
TV Digital, Tak Lagi Melulu Tetangga
Bengkalis, elaeis.co - Sepertinya kisah lama itu tak akan terulang lagi. Kisah yang membikin orang-orang di Pulau Bengkalis, Rupat, hingga wilayah terluar lainnya di Riau, lama dicekoki siaran - siaran televisi maupun radio asing.
Itulah makanya tak aneh kalau mereka lebih kenal dengan Perdana Menteri Malaysia atau Singapura ketimbang presiden sendiri.
"Kami juga lebih mengenal artis-artis negari jiran yang terkenal pada masanya seperti P. Ramlee dan juga lagu-lagu Malaysia," cerita Asisten III Setdakab Bengkalis, Tengku Zainuddin, saat didapuk berbicara dan membuka Focus Group Discussion (FGD) bertajuk; Manfaat dan Kepentingan Masyarakat di Wilayah Perbatasan Terhadap Penyiaran Digital - Analogue Switch-Off (ASO) 2022.
Helat yang ditaja oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Bengkalis, Kamis (24/06) juga dihadiri secara daring oleh Direktur Penyiaran Kemkominfo RI Geryantikan Kurnia.
"Saya lahir di pulau ini. Sejak dulu kami sudah terbiasa dengan siaran yang banyak. Walau harus pakai tiang antena menjulang tinggi, kami menikmati. Tapi sayang, siaran itu dari negara tetangga," katanya.
Nah, dengan adanya rencana peralihan analog ke digital, Zainuddin berharap itu membawa dampak positif bagi masyarakat Bengkalis khususnya.
"Sebab kami yang di wilayah perbatasan ini, paling rentan dengan luberan siaran asing," ujarnya.
Zainuddin juga berharap agar dengan teknologi digital yang lebih canggih itu, siaran Indonesia bisa diterima oleh masyarakat hingga ke wilayah terluar.
Ini demi menjaga rasa nasionalisme bangsa, tentunya dengan kualitas siaran yang sesuai dengan keinginan masyarakat lokal.
"Selama ini siaran lokal jangkauannya tergolong rendah dibanding siaran asing," lelaki ini berterus terang.
Di sisi lain, Wakil Ketua KPID Riau Hisam Setiawan menyebut bahwa akhir Desember nanti, Dumai, Bengkalis dan Kepulauan Meranti sudah bisa menikmati siaran televisi berbasis digital.
"TV digital itu enggak TV berbayar kayak TV kabel, TV satelit, atau TV streaming. TV digital itu gratis, bisa dinikmati pakai antena biasa. Masyarakat juga enggak perlu mengganti TV," terang lelaki 38 tahun ini.
Info-info kayak begini kata ayah dua anak ini perlu segera diketahui masyarakat.
"Itulah makanya FGD inj menjadi teramat penting sebagai sarana sosialiasi dan memadu sinergi antara pusat dan daerah, termasuk kabupaten kota, khususnya yang ada di Riau. Mari sama-sama kita sosialisasikan biar masyarakat hingga di level pemerintahan desa tahu dan dapat manfaat dari siaran digital ini," ujarnya.
"Kami paham bahwa masyarakat Bengkalis lebih familiar dan lebih banyak menerima siaran-siaran dari Malaysia. Harapan kita bersama, dengan siaran digital nanti, yang semacam itu sudah terminimalisir. Jangan pula nanti masyarakat lebih cinta dengan negara tetangga dibanding negeri sendiri," Hisam berharap.
Dari Jakarta lewat daring tadi, Geryantikan menjelaskan pula tahapan-tahapan ASO itu plus aturan-aturannya.
Sementara Kepala Stasiun TVRI Riau-Kepri, Yasran, memaparkan soal kesiapan mengelola Multipleksing yang diberikan oleh pemerintah kepada Lembaga Penyiaran Publik (LPP).
Komentar Via Facebook :