Berita / Serba-Serbi /
Virus Corona Varian Delta Disebut Bahaya untuk Anak-Anak
Jakarta, Elaeis.co - Dua negara bagian di Amerika Serikat yang paling terdampak wabah Covid-19 disebabkan oleh virus corona varian Delta, Lousiana dan Florida, melihat peningkatan jumlah anak-anak yang terinfeksi.
Belum jelas mengapa lebih banyak anak yang sakit karena wabah varian Delta, tetapi para pakar kedokteran meyakini lonjakan kasus pada anak-anak karena varian Delta yang lebih menular. Varian ini diketahui lebih cepat menyebar di tengah populasi yang tidak divaksinasi.
Anak-anak belum memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin, kendati di beberapa negara telah mulai menyetujui pemberian vaksin untuk anak-anak.
Di New Orleans, 20 anak-anak dalam dua pekan terinfeksi kasus parah varian Delta, seperti dilaporkan NBC, dan tampaknya ini lebih menular dibandingkan wabah sebelumnya.
“Saya tidak pernah melihat hal seperti ini,” kata kepala dokter di Rumah Sakit Anak New Orleans, Mark Kline kepada NBC News.
“Kami melihat anak-anak jatuh sakit yang tidak kami lihat pada tahun pertama pandemi, sebelum varian Delta muncul,” lanjutnya, dikutip dari laman The Hill, Minggu (8/8).
Di Orlando, para dokter di Rumah Sakit Arnold Palmer telah melihat rekor kasus di antara anak-anak.
“Dua pekan terakhir, kasus terus naik,” kata Direktur Medis Arnold Palmer, Federico Laham.
Laham dan pakar penyakit menular anak-anak mengatakan, di saat kasus pada anak-anak meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan, varian Delta belum dikonfirmasi lebih bahaya terhadap anak-anak daripada orang dewasa.
“Terlalu dini untuk menyampaikan,” kata spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Anak Nasional di Washington D.C, Bernhard Wiedermann.
“Perlu waktu dan sekumpulan data dari berbagai situs untuk mengetahui apakah Delta lebih menular pada anak-anak daripada varian virus sebelumnya,” lanjutnya.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) sedang berusaha memastikan apakah varian Delta bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah pada anak-anak, seperti disampaikan Direktur CDC, Rochelle Walensky dalam jumpa pers pada Kamis.
Walensky menekankan, meneliti korelasi antara meningkatnya kasus pada anak-anak dan pembatasan yang dilonggarkan membuatnya semakin rumit.
“Strategi mitigasi yang digunakan musim panas lalu, bahkan pada musim dingin, belum diterapkan di banyak wilayah yang mengalami lonjakan saat ini,” jelasnya.
Sejak awal pandemi, lebih dari 4,1 juta anak didiagnosa terinfeksi Covid-19 atau setara dengan 14,3 persen dari seluruh kasus. Saat ini, anak-anak yang terinfeksi Covid mewakili 19 persen kasus yang dilaporkan setiap pekan dari 15 Juli sampai 29 Juli, menurut data terbaru dari Akademi Dokter Anak Amerika (AAP).
Kline mengatakan, sejak tahun pertama pandemi, ada mitos yang menyatakan anak-anak tidak akan mengalami sakit parah karena Covid-19.
Karena varian Delta sangat menular, peningkatan kasus ini dengan jelas menunjukkan potensi virus ini menyerang anak-anak muda bahkan anak-anak yang sehat.
“Varian Delta ini merupakan mimpi paling buruk spesiasil penyakit menular,” pungkas Kline. Merdeka.com
Komentar Via Facebook :