Bengkulu, elaeis.co - Masyarakat yang menolak hasil mediasi di Mapolres Bengkulu Utara pada Jumat (3/6) lalu, benar-benar memportal akses masuk perusahaan PT Bimas Raya Sawitindo (BRS). 

Sayangnya, meski dalam kondisi diportal, perusahaan tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Dengan dampak mobilisasi sedikit terhambat. 

"Ya, tetap kita melakukan aktivitas seperti biasa, meski warga telah memportal akses masuk ke kebun," kata Humas PT BRS, Junaidi, belum lama ini.

Aktivitas tetap dilakukan kata Junaidi karena para warga sebelumnya tidak menuntut adanya pemberhentian aktivitas perusahaan. Mereka hanya ingin memportal akses masuk ke perusahaan.

Dirinya pun mengakui, perusahaan masih melakukan aktivitas. Lantaran para warga tidak menuntut adanya pemberhentian aktivitas perusahaan. 

"Terkait pemortalan ini, perusahaan telah menyerahkan sepenuhnya ke Polres," ujarnya.

Terpisah, Asisten I Sekdakab Bengkulu Utara, Dullah memastikan pemerintah daerah tidak berpihak ke manapun terkait polemik itu. Sebab, sebelumnya masyarakat di 11 desa penyanggah perusahaan menuding pemerintah daerah berpihak ke perusahaan.

"Kita tidak memihak kepada siapapun, kita (Pemerintah) tetap mengacu sesuai dengan aturan dan regulasi yang ada saja," kata Dullah.

Menurut Dullah, pemerintah daerah mempunyai tugas menciptakan keseimbangan kepentingan antara perusahaan atau para investor di daerah dengan masyarakat. Dirinya pun berharap, agar masyarakat dapat lebih memahami aturan dan regulasi yang ada. Sebab, kata dia, bila terjadi konflik tentu mempengaruhi iklim investasi di Bengkulu Utara.

"Maka itu kita berharap agar masyarakat dapat memahami aturan dan regulasi yang ada sehingga konflik dapat dihindari," tandasnya.