https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Workshop Pemuda Muhammadiyah Aceh dan BPDPKS Hasilkan Gula Merah Sawit

Workshop Pemuda Muhammadiyah Aceh dan BPDPKS Hasilkan Gula Merah Sawit

Workshop UKMK Sawit Goes to Campus di Universitas Muhammadiyah Aceh. Foto: Dok. PWPM Aceh


Banda Aceh, elaeis.co - Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Aceh dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar Workshop UKMK Sawit Goes to Campus. Kolaborasi kedua lembaga ini berhasil mengembangkan produk turunan kelapa sawit berupa gula merah.

Ketua Panitia Workshop UKMK Sawit Goes to Campus, Abu Bakar Jafar, mengatakan, produk gula merah tersebut dihasilkan dengan memanfaatkan air nira dari batang sawit.

“Inovasi usaha pengolahan gula merah dari air nira batang kelapa sawit ini masih skala rumah tangga,” katanya dalam keterangan resmi, kemarin.

Menurutnya, inovasi ini muncul dari banyaknya lahan perkebunan kelapa sawit yang sudah tidak menghasilkan atau memasuki tahap peremajaan. “Batang sawit dapat menghasilkan nira untuk dijadikan gula merah yang memiliki nilai ekonomi,” jelasnya.

Dia mengatakan, pembuatan gula merah ini dilakukan dengan menggandeng pihak Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha). Selanjutnya, untuk terus mengembangkan produksi dan pemasaran, pihaknya akan menggandeng Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspek PIR).

Ia menjelaskan, penyadapan nira kelapa sawit dari tanaman tidak menghasilkan (TTM) dilakukan dengan dua cara. Pertama, mengiris tangkai bunga yang seludangnya belum membuka. "Nira yang dihasilkan dari cara penyadapan ini memiliki aroma dan rasa yang khas, namun jumlah yang dihasilkan sedikit," ungkapnya.

Cara kedua dapat dilakukan setelah pohon ditumbangkan selama 3-7 hari. Pohon kelapa sawit yang tumbang menghasilkan rata-rata 3,4 sampai 146,7 liter nira dengan kadar gula 8 sampai 19,1 persen.

“Gula merah sawit yang kami produksi berukuran rata-rata 250 gram per biji, tidak jauh berbeda dengan gula merah lainnya termasuk aren. Gula tersebut akan kita pasarkan di setiap hotel yang ada di Banda Aceh,” sebutnya.

Ia menyebut, kualitas gula merah yang dihasilkan dari nira pohon sawit tidak jauh berbeda dengan gula merah yang terbuat dari nira pohon aren. "Hanya saja gula merah dari pohon sawit belum cukup familiar di masyarakat," ujarnya.

Hal tersebut menyebabkan harga gula merah dari kelapa sawit lebih murah dibandingkan gula merah dari pohon aren. "Tantangan yang dihadapi oleh agroindustri gula merah kelapa sawit adalah strategi pemasaran produk yang masih terbatas," tukasnya.

Ada beberapa pola pemasaran yang terlibat dalam pemasaran gula merah sawit dari produsen atau pengrajin hingga ke konsumen. Pada umumnya pedagang pengumpul desa sudah mempunyai pengrajin langganan. Pedagang pengumpul desa datang ke rumah pengrajin secara berkala dua atau tiga hari sekali. 

“Hanya dijual di beberapa pasar tradisional di Kota Banda Aceh dan juga beberapa daerah yang berdekatan. Pembuatan produk pun juga berdasarkan pesanan,” tutupnya.


 

Komentar Via Facebook :