Berita / Nusantara /
Wujudkan Ekonomi Sirkular, BRIN Panen Raya Jagung di Lahan Replanting Sawit
Jakarta, elaeis.co - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaksanakan kegiatan optimalisasi area replanting sawit untuk pengembangan jagung dan ternak unggas guna mewujudkan ekonomi sirkular masyarakat di Kabupaten Kotawaringin Barat (kobar), Kalimantan Tengah. Jagung yang ditanam di sela sawit muda dipanen raya pada Rabu (21/06).
Kepala Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR. SPBPDH) BRIN, Nugroho Adi Sasongko mengatakan, kegiatan ini merupakan kerjasama antara Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN dengan Kelompok Tani yang ada di bawah naungan KUD Tani Subur dan Pemkab Kobar dengan anggaran dibiayai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Nugroho menambahkan kegiatan penelitian ini berangkat dari pemikiran bahwa pada kegiatan replanting berpotensi pula dikembangkan tanaman lain di sela-selanya untuk menunjang pendapatan petani mengingat tanaman sawit mulai berproduksi sekitar 4-5 tahun kemudian. "Untuk itu diperlukan pertumbuhan sumber-sumber ekonomi baru. Kegiatan ekonomi sirkular adalah alternatifnya," jelasnya.
Kegiatan ekonomi sirkular adalah kegiatan ekonomi yang berwawasan lingkungan. Merupakan model yang berupaya memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan baku, dan sumber daya yang ada agar dapat dipakai selama mungkin. "Implementasi ekonomi sirkular di lapangan adalah pengurangan timbunan limbah dan polusi," paparnya.
Nugroho menyampaikan, pada kegiatan ini BRIN berkontribusi dalam kajian riset strategi pelaksanaan replanting sawit yang mempunyai dampak pada ekonomi sirkular, lingkungan dan sosial untuk mendukung keberlanjutan produktivitas sawit, dan saat ini BRIN telah mengimplementasikan riset mengenai metodologi untuk strategi pelaksanaan replanting sawit yang dapat membantu masyarakat petani sawit tetap mempunyai pendapatan di luar produksi sawit.
Ia menjelaskan, panen raya jagung ini menunjukkan bahwa model strategi pelaksanaan replanting sebagai hasil kajian BRIN yang bekerjasama dengan mitra di daerah (KUD tani subur, Pemda dan stakeholders lainnya) terbukti dapat dilakukan untuk pemanfaatan efisiensi lahan sawit. Pemerintah dalam hal ini menetapkan bahwa pertumbuhan sawit harus tetap dijaga melalui peningkatan aktivitas replanting sehingga jumlah kebun sawit dengan tanaman menghasilkan tidak berkurang.
Seperti diketahui, industri perkebunan kelapa sawit merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Kobar. Banyak tanaman sawit milik petani yang umurnya lebih dari 25 tahun, artinya produktivitas tanaman akan turun karena umur tanaman tersebut sudah di atas umur produktivitas maksimal rata-rata kelapa sawit dan saatnya untuk dilakukan peremajaan melalui replanting. Peremajaan sawit rakyat (PSR) merupakan salah satu Program Strategis Nasional sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit nasional.
Pemerintah menargetkan peremajaan (replanting) kebun sawit milik petani seluas 540.000 hektar hingga tahun 2024. Tak terkecuali Kab. Kobar juga menerima alokasi anggaran untuk kegiatan replanting dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Panen raya jagung dan temu lapang yang dihadiri oleh Pejabat Bupati, Sekda, kepala Dinas, Ditjenbun, BPDPKS, PT. CBI, PT. Astra, PT Gemaraksa, BRIN (Kepala Organisasi Riset, Kepala Pusat Riset, dan peneliti), Camat, Kepala Desa, dan para petani , merupakan ajang untuk memperkenalkan kegiatan kepada khalayak dan harapannya bisa menjadi bahan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah untuk nantinya bisa direplikasikan pada lokasi lain dengan komoditas yang akan dikembangkan disesuaikan dengan spesifik lokasi.
Komentar Via Facebook :