Berita / Nusantara /
Yang Buat Neraca Perdagangan Surplus itu Sawit, Bukan Migas
Jakarta, Elaeis.co - Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Dr Tungkot Sipayung, mengatakan bahwa kelapa sawit memiliki peranan sangat besar dalam perekonomian Indonesia.
Hal itu bisa dilihat dari besarnya devisa yang didapatkan negara dari industri sawit.
"Devisa sawit yang dihasilkan sampai Oktober 2021 mencapai US$33,8 miliar. Yaitu terdiri dari nilai ekspor sawit sendiri US$30,04 miliar dan devisa penghematan solar akibat B30 sebesar US$3,77 miliar," kata Tungkot dalam webinar yang diikuti elaeis.co, kemarin.
Menurutnya, kontribusi ini dipastikan masih akan terus bertambah. Dia memprediksi hingga akhir tahun 2021 ini devisa yang didapatkan dari industri sawit bisa mencapai US$40 miliar.
"Ini adalah prestasi tertinggi yang akan dicapai sepanjang 100 tahun lebih industri sawit di Indonesia," imbuhnya.
Dengan kontribusi yang sedemikian besar, Tungkot menyayangkan penjelasan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilis setiap bulannya yang seolah mengecilkan sawit dan terus menonjolkan migas dan tambang.
"Padahal data menunjukkan, net trade Indonesia, tanpa sawit dan B30, neraca perdagangan Indonesia itu minus US$2,95 miliar. Nah, dengan adanya ekspor sawit dan program B30, maka Indonesia menikmati surplus terbesar sepanjang sejarah, yaitu US$33,8 miliar," katanya.
"Jadi yang membuat neraca perdagangan Indonesia itu surplus terus sampai hari ini adalah industri sawit, bukan migas. Jadi jelas bahwa sawit itu sangat penting peranannya bagi perekonomian," tegas Tungkot.
Komentar Via Facebook :