Berita / Sumatera /
Yang Kimia Mahal, Petani Sawit Bisa Beralih ke Pupuk Kandang
Bengkulu, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Bengkulu selain membutuhkan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang tinggi, juga membutuhkan pupuk yang murah dan berkualitas.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Bengkulu, A Jakfar mengatakan, pupuk sudah menjadi kebutuhan bagi petani kelapa sawit di Bengkulu. Jika harga pupuk mahal, maka petani kelapa sawit akan kesulitan untuk membeli pupuk.
"Pupuk itu salah satu kebutuhan bagi kelapa sawit, kalau itu mahal maka petani kelapa sawit akan berhenti memupuk kebun sawitnya," kata Jakfar, kemarin (14/12).
Agar petani kelapa sawit tidak berhenti memupuk, pihaknya telah menyarankan agar petani sawit menggunakan pupuk organik, salah satunya pupuk kandang. Sebab ketersediaan pupuk kandang di Bengkulu masih cukup banyak.
"Harga pupuk kimia mahal, solusinya pupuk kandang, karena harganya masih terjangkau," ujarnya.
Menurut Jakfar, kualitas pupuk kandang tidak kalah dengan pupuk kimia. Bahkan rutin menggunakan pupuk organik akan meningkatkan kandungan hara tanah sehingga akan mengurangi penggunaan pupuk anorganik.
Selain itu, pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah sehingga dapat mencukupi kebutuhan unsur hara mikro. Kandungan hara dalam pupuk organik merupakan hara dalam bentuk yang tersedia dan dapat diserap akar tanaman.
"Kita harus kembali ke organik lagi, ketika yang kimia mahal, maka yang organik adalah solusinya," tuturnya.
Menurutnya, beberapa petani di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa menggunakan pupuk organik bisa menghemat biaya perawatan kebun kelapa sawit hingga 60%. Kendati begitu, hasil kebun sawit malah meningkat hingga 30%.
"Kalau penggunaan pupuknya tepat, jelas ini sangat menghemat dan bisa meningkatkan produksi kebun sawit juga," tutupnya.
Komentar Via Facebook :