Jakarta, Elaeis.co - Tak seperti sektor bisnis lainnya, industri kelapa sawit tak terdampak oleh pandemi Covid-19. Aktivitas produksi kelapa sawit masih berjalan normal meski dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Raden Pardede, dalam sebuah diskusi daring baru-baru ini. Dia mengatakan, industri kelapa sawit yang menyerap 16 juta lapangan kerja terbukti mampu menjamin kesejahteraan karyawan di tengah pandemi.

“Di saat banyak sektor ekonomi terpuruk akibat pandemi, industri sawit jadi salah satu industri besar nasional yang tidak terdampak, kegiatan operasional di perkebunan bisa berjalan normal,” katanya, dikutip CNBC Indonesia.

Hebatnya lagi, pergerakan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus menanjak sejak awal tahun hingga sempat melewati US$ 1.000/ton pada Mei lalu. Pada perdagangan CPO di Bursa Malaysia Derivatif Exchange 6 Mei 2021 lalu, harga kontrak pengiriman Juli menembus MYR 4.186/ton atau sekitar US$ 1.008/ton. Ini merupakan harga tertinggi dalam kurun waktu lebih dari satu dekade atau 10 tahun terakhir.

“Pada akhir Januari 2021, kenaikan harga CPO juga berdampak positif pada kenaikan harga TBS Sawit, sehingga penerimaan di sisi perkebunan rakyat juga meningkat,” sebutnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Indonesia punya posisi menjadi price maker atau penentu harga pada komoditas sawit karena Indonesia merupakan produsen dan eksportir terbesar CPO di dunia. “Bisa atur harga jual di pasar global dan bisa berdampak positif pada harga di dalam negeri,” ucapnya.